Mataram (Inside Lombok) – Jumlah pedagang di kawasan tembolak cukup padat. Para pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan tidak saja dari Kota Mataram, melainkan juga dari Kabupaten Lombok Barat. Untuk mempermudah pengawasan, masing-masing pedagang akan dikelompokkan agar memiliki koordinator.
“Untuk lebih efektifnya, dari pedagang itu kita sepakat untuk membentuk kelompok kecil,” kata Camat Sekarbela, Cahya Samudra, Rabu (21/6) pagi. Adanya kelompok-kelompok tersebut nantinya diharapkan bisa membantu pengawasan agar tidak saja dilakukan oleh pemda, melainkan masing-masing koordinator.
Pembentukan kelompok ini disebutnya telah direspon baik oleh para pedagang. “Respon mereka positif, selama diberikan izin untuk berjualan,” katanya.
Pembentukan kelompok PKL sudah dilakukan dan masing-masing kelompok terdiri dari sekitar 10 orang pedagang. Nantinya, tanggung jawab pengawasan akan dilimpahkan ke masing-masing koordinator. “Jadi boleh mereka marahi pedagang, kalau melanggar,” katanya.
Sembari menunggu lokasi khusus PKL, para pedagang yang ada di kawasan tersebut masih diberikan izin. Karena saat ini Pemkot Mataram masih menyiapkan lokasi khusus untuk para pedagang. Sehingga nantinya tidak ada pedagang yang membuat lapak di atas trotoar.
“Ini harus kita atur mereka. Jadi mereka menunggu dan ada upaya untuk menjaga kebersihan. Ini jadi upaya,” katanya. Jumlah pedagang yang aktif berjualan di lokasi tersebut sekitar 93 orang. Puluhan pedagang termasuk yang berkeliling. “Sebagian warga kota dan sebagian lagi warga Lombok Barat,” lanjut Samudra.
Penataan PKL juga dilakukan secara menyeluruh seperti di kawasan Loang Baloq. Penataan yang dilakukan di lokasi tersebut yaitu dengan memintanya tidak berada di atas trotoar. “Mereka tidak izin, tapi ada yang menyewa lahan di sana. Kita dorong mereka untuk tidak berjualan di atas trotoar,” ungkapnya. (azm)