Mataram (Inside Lombok) – Pencanangan pekan imunisasi nasional (PIN) polio di Kota Mataram mulai direalisasikan, Selasa (23/7/2024) ini. Meksi tidak ada kasus polio di Provinsi NTB, pemberian vaksin ini menjadi salah satu cara untuk pencegahannya.
Penjabat Gubernur NTB, Hassanudin mengatakan selama pelaksanaan PIN polio ini pemerintah daerah kabupaten/kota untuk berperan aktif menyukseskannya. Jumlah sasaran PIN polio di NTB yaitu sebanyak 820.487 orang anak. “Harus vaksin PIN polio. Targetnya itu 95 persen, tapi kalau bisa itu 102 persen. Sehingga kita harus tercegah karena ini investasi generasi kita,” ujarnya, Selasa (23/7) pagi usia pencanangan PIN polio di Kota Mataram.
Ia mengatakan, antisipasi penolakan dari masyarakat maka sosialisasi harus makin digencarkan. Karena penyakit polio ini tidak ada obatnya sehingga harus dicegah melalui pemberian polio. “Ini belum ada obatnya. Ini adalah pencegahan. Sayang anak, sayang cucu. Masyarakat NTB harus mengantarkan anaknya untuk PIN polio,” sarannya.
Sementara itu, Walikota Mataram, Mohan Roliskana mengatakan pemberian vaksin polio sudah dilakukan secara masif di Kota Mataram di puskesmas dan pustu. Para kader posyandu memasifkan sosialisasi di tengah masyarakat antisipasi ada penolakan.
“Insyaallah program ini menjadi perhatian kita agar betul-betul indeks kesehatan masyarakat kita tercapai. Kemudian kita memastikan generasi mendatang itu bebas dari polio,” katanya. Mohan pun mengingatkan kepada para ibu-ibu muda untuk bisa datang ke puskesmas agar anaknya mendapatkan vaksin polio. “Kan ibu-ibu muda yang banyak punya anak kecil sekarang ini,” tegasnya.
Menurutnya, literasi kesehatan para orang tua di Kota Mataram dinilai sudah lebih baik. Dengan begitu, sosialisasi kepada masyarakat untuk pemberian vaksin polio ini tidak terlalu susah. “Jejaring kader posyandu sudah sangat baik. Tinggal kita komunikasikan kepada masyarakat,” ungkapnya.
Selain itu, pengetahuan para kader posyandu terhadap PIN polio bisa membantu menggerakkan masyarakat untuk datang ke puskesmas atau posyandu. “Kader itu pemahaman tentang khazanah kesehatan tapi juga menjembatani dengan tokoh agama dan masyarakat untuk memastikan miliki informasi juga tentang ini,” tutupnya. (azm)