Mataram (Inside Lombok) – Kedatangan 38 delegasi dari 28 negara di kegiatan Indonesia Gastrodiplomacy Series (IGS) 2025 ke beberapa tempat bersejarah di Lombok bisa menjadi ajang promosi yang maksimal. Pasalnya, para duta besar tersebut nantinya bisa membagikan lokasi-lokasi yang dikunjungi di negaranya masing-masing.
“Bagus sekali. Kami dari kementerian luar negeri sangat menghargai upaya dari pemerintah daerah dan mereka sangat mengagumi peninggalan budaya yang ada dan tentunya keramahtamahan dari masyarakatnya,” Staf Ahli Kementerian Luar Negeri Bidang Sosial Budaya, Heru Hartanto Subolo, Jum’at (9/5) pagi usai berkunjung di Kota Tua Ampenan.
Ia mengatakan, kunjungan ini bisa berdampak peningkatan jumlah kunjungan lagi ke destinasi wisata di Kota Mataram dan beberapa lokasi lain di NTB. “Mudah-mudahan hal ini akan menjadikan banyak lagi kunjungan dari negara negara itu ke kota ini dan berharap dapat mengambil banyak manfaat dari kunjungan mereka,” ungkapnya.
Ia menegaskan, informasi terkait lokasi-lokasi yang dikunjungi akan dibawa ke negara masing-masing. Dan paling tidak, para duta besar sudah mengenal lokasi yang dikunjungi dan hal ini bisa berdampak pada ekonomi masyarakat setempat dengan peningkatan jumlah kunjungan.
“Mereka tentu akan membawa ke negara mereka masing-masing dan berharap pada tindak lanjut kongkrit. Paling tidak mereka sudah mengenal daerah ini dan potensinya,” tegas Heru.
Salah satu alasan memilih eks Pelabuhan Ampenan dan Kota Tua sebagai salah satu lokasi tujuan para delegasi, karena memiliki sejarah panjang. Dimana, eks Pelabuhan Ampenan sudah menjadi pusat perdagangan pada zaman dulu.
“Salah satu dari lokasi kunjungan dari banyak tempat lain. Kita tahun lalu ada di NTT kali ini NTB. Kita banyak promosikan daerah – daerah yang lain juga. pemilihannya itu karena ini tentu saja dari koordinasi dengan panitia juga,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram Cahya Samudra mengatakan kunjungan ke Eks Pelabuhan tentunya memberikan dampak yang cukup besar bagi tingkat kunjungan. Bahkan dalam kesempatan tersebut, Dinas Pariwisata Kota Mataram sudah menyiapkan brosur atau informasi terkait destinasi wisata di Kota Mataram.
“Kita juga sudah titipkan tadi brosur promo wisata di Kota Mataram. Kita titipkan disana. Karena Kota Mataram merupakan tujuh dari kota ternyaman,” katanya. Ia menjelaskan, Kota Mataram merupakan salah satu pintu masuk perdagangan jaman dulu. “Ini yang kita perkenalkan juga kepada para duta besar,” katanya.
Terkait dengan menu makanan yang disajikan, Cahya menegaskan sudah dikurasi oleh panitia. Dimana, masing-masing lokasi kunjungan diusahakan tidak menyajikan menu makanan khas yang sama sehingga bisa lebih dikenal. “Supaya tidak double. Kalau kita disini ada putu cawan. Jadi disana nanti tidak ada putu cawan. Jadi tidak boleh sama dengan yang lain,” tutupnya. (azm)