Mataram (Inside Lombok) – Jelang periode jabatannya sebagai anggota DPRD Kota Mataram berakhir, I Gde Sudiarta menyambangi masyarakat khususnya daerah pemilihan di Cakranegara. Reses yang dilakukan untuk menampung aspirasi masyarakat dan menyampaikan program yang sudah direalisasikan.
Anggota DPRD Kota Mataram, I Gde Sudiarta mengatakan dalam sehari kunjungan yang dilakukan tersebar di sejumlah tempat di Cakranegara. Selama berkunjung, aspirasi tetap ditampung dan diupayakan untuk bisa direalisasikan dalam bentuk program. “Ada empat titik yang saya kunjungi dalam sehari. Karena banyak aspirasi masyarakat di dapil saya,” katanya Rabu (24/1) sore.
Anggota Komisi I DPRD Kota Mataram ini mengatakan, ketika sudah terpilih menjadi anggota DPRD harus mau membantu masyarakat meskipun bukan dapilnya. Begitu juga dengan masyarakat agar tidak memilih-milih anggota dewan yang akan memberikan bantuan.
“Aturannya disini sama-sama saling pengertian. Dari mana saja mari kembali kepada rakyat Kota Mataram. Harus diserap aspirasinya mana yang menjadi prioritas dalam penanganan,” kata Gde Batu sapaan akrabnya.
Aspirasi yang paling banyak masuk selama reses yaitu tentang pendidikan dan kesehatan. Dua bidang tersebut menjadi perhatian agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan yang baik. “Saya juga turun langsung untuk membantu misalnya gotong royong masyarakat,” katanya.
Diakhir masa jabatannya sebagai anggota DPRD Kota Mataram, aspirasi masyarakat yang sedang diperjuangkan yaitu para pelaku UMKM. Direncanakan para UMKM di Kota Mataram seperti pedagang canang akan diberikan bantuan. “Bantuan modal kecil kepada pelaku usaha. Nanti yang pedagang yang sudah ada lapaknya kita berikan bantuan,” tegasnya.
Sementara itu, Anak Agung Made Jelantik Agung Barayang Wangsa, mengatakan kegiatan reses yang dilakukan sudah berjalan dan sesuai harapan. Aspirasi masyarakat sudah tersampaikan selama menjabat. “Dari reses ini ada dialog dengan masyarakat dan ada edukasi kepada masyarakat,” katanya.
Aspirasi masyarakat juga sudah terealisasikan Pemkot Mataram. Misalnya, aspirasi terkait lokasi pembuangan abu. Program ini sudah dianggarkan namun Anak Agung mengaku belum mengetahui kejelasan. “Ternyata uangnya uangnya sudah ada tapi tidak dimanfaatkan. Ini belum tahu. Hal itu terakomodir oleh bapak walikota,” tutupnya. (azm)