Mataram (Inside Lombok) – Perum Bulog Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat serapan gabah dan beras tahun 2025 melampaui target yang ditetapkan. Dari target 181.924 ton setara beras, realisasi serapan mencapai lebih dari 100 persen, namun ketersediaan gudang masih menjadi tantangan utama ke depan.
Pimpinan Wilayah Bulog NTB, Mara Kamin Siregar, mengatakan capaian pengadaan gabah dan beras tahun ini mencapai 104 persen. “Capaian target pengadaan gabah beras tahun ini bisa tercapai sampai 104 persen, atau kurang lebih di angka 188.754 ton setara beras dari target 181.924 ton. Alhamdulillah, capaiannya 103,75 persen,” ujarnya, Selasa (16/12).
Ia mengakui, kendala utama yang dihadapi Bulog NTB saat ini adalah keterbatasan fasilitas penyimpanan. Dari 16 unit kompleks pergudangan milik kanwil dan tiga kantor cabang, Bulog masih kekurangan lebih dari 20 titik gudang.
“Terus terang kendala kita ada di bagian gudang. Kurang lebih 20 titik lebih kompleks pergudangan atau gudang sewa yang kita sewa kepada mitra kerja atau pihak swasta,” tuturnya.
Menghadapi tahun 2026, Bulog NTB menargetkan peningkatan pengadaan hingga 50 persen dari target sebelumnya. Untuk mendukung rencana tersebut, kesiapan gudang menjadi syarat utama. “Untuk persiapan di 2026, kami masih mencari gudang. Kalau memang ada gudang yang siap pakai, kami siap untuk kerja sama dalam hal sewa gudang,” terangnya.
Terkait stok yang ada, Mara memastikan sebagian besar gabah yang tersimpan akan segera digiling dan diproses menjadi beras dalam dua minggu ke depan. Ia juga menegaskan tidak ada kendala dalam distribusi, bahkan Bulog NTB siap mendukung wilayah lain.
“Mudah-mudahan nanti stok yang ada di kita akan kita geser ke wilayah NTT dan Bali. Kita sudah koordinasi dengan teman-teman Kanwil di sana,” ungkapnya.
Dengan prediksi panen raya yang akan dimulai awal Maret 2026, Bulog NTB berkomitmen tetap melakukan serapan optimal, termasuk untuk komoditas jagung. Bulog memastikan serapan gabah petani lokal tetap menjadi prioritas meskipun kondisi stok saat ini surplus.
“Terkait kesiapan Bulog serapan gabah di 2026, pertama, kami sudah lakukan koordinasi dengan mitra kerja. Jadi panen diprediksi awal Maret 2026, mudah-mudahan Bulog tidak ada kendala,” pungkasnya.

