Mataram (Inside Lombok) – Kota Mataram belakangan ini dihebohkan dengan munculnya jasa sewa pacar yang dijalankan di salah satu akun Instagram. Menanggapi adanya bisnis itu, Kapolres Mataram, Kombes Pol Mustofa menyatakan pihaknya akan melakukan pendalaman, apakah model bisnis itu memiliki unsur tindak pidana atau tidak.
Unsur tindak pidana yang dimaksud dijelaskan Mustofa semisal potensi eksploitasi talent yang terlibat, terutama jika menjurus ke pelecehan seksual dan sebagainya. “Kalau berkaitan dengan sewa pacar kami coba dalami, kalau ada pengaduan yang jelas kami periksa,” ujarnya, Senin (17/7).
Dijelaskan, jika berbicara sewa pacar, maka bisa dimaknai seseorang usia kerja menawarkan jasa untuk menemani jalan-jalan, di mana aktivitas itu tidak memiliki unsur pidana. Berbeda kasus jika saat disewa, kemudian talent mengalami kekerasan apalagi yang mengarah pada kekerasan seksual dan fisik. Atensi lebih juga diberikan jika talent yang dipekerjakan kemudian ternyata anak di bawah umur, maka hal itu telah melanggar undang-undang yang mengatur perlindungan anak.
“Tapi kalau hanya diajak jalan-jalan, unsur pasalnya apakah tidak ada juga. Kami akan dalami kalau ada pengaduan masyarakat soal eksploitasi, apalagi (kekerasan) seksual bisa kita tindak,” ungkapnya.
Bisnis sewa pacar itu sendiri mendapat pro kontra di tengah masyarakat. Diakui Mustofa, model jasa tersebut memang ada di beberapa kota besar, namun untuk di Kota Mataram atau Pulau Lombok secara umum menurutnya model bisnis tersebut masih sangat asing.
Dijelaskan Mustofa, pihaknya akan menurunkan tim opsnal untuk melakukan pendalaman atas model bisnis yang kini ada di Kota Mataram tersebut. “Kalau ada germo juga, nanti akan saya lempar ke reskrim untuk didalami,” imbuhnya. (dpi)
