Mataram (Inside Lombok) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram menargetkan data kerusakan bisa rampung pekan ini. Camat dan lurah pun diminta untuk lebih masif melakukan pendataan.
“Data ini harus secepatnya. Karena untuk bisa segera mengambil kebijakan. Kalau bisa minggu ini sudah selesai,” kata Plt. BPBD Kota Mataram Muzakki. Ia mengatakan data itu nantinya menjadi pegangan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga kepala daerah untuk melakukan intervensi.
Saat ini yang dilakukan baru pendata cepat saja. Di mana berdasarkan data Rabu (9/7) jumlah rumah rusak yaitu sebanyak 34 unit rusak berat, 2 unit rusak ringan dan 39 unit rusak sedang. “Kita akan undang teman-teman teknis untuk melakukan hitung cepat untuk menghitung perkiraan biayanya,” katanya.
Ia mengatakan, selain rumah pemda Kota Mataram juga sedang mendata fasilitas umum dan fasilitas sosial yang rusak. Misalnya sekolah, jalan dan beberapa fasilitas lainnya. “Belum kita lihat kondisi sekolah. Karena banyak sekolah juga yang tergenang,” katanya.
Ia sudah meminta kepada semua camat dan lurah untuk segera melakukan pendataan jumlah rumah, fasum dan fasos yang rusak. Karena kerusakan akibat banjir yang terjadi akhir pekan kemarin hampir merata. “Untuk lokasi yang rusak ini hampir merata dia,” katanya.
Ia mengatakan, penanganan banjir di Kota Mataram diintervensi melalui anggaran belanja tak terduga (BTT). Masa tanggap darurat telah ditetapkan selama 14 hari, dimulai sejak tanggal 6 Juli lalu. Surat Keputusan (SK) dari Wali Kota Mataram terkait penetapan status tanggap darurat ini masih dalam proses penandatanganan. “Diusahakan kemarin Selasa ditandatangani. Begitu tanda tangan selesai, kemudian diproses untuk kegiatan,” jelasnya.
Muzakki menambahkan bahwa status tanggap darurat ini akan terus dipantau eskalasinya. Jika kondisi membaik dan cenderung landai, status akan diubah menjadi siaga ke pemulihan. “Sekarang ini kita masih tanggap darurat,” tegas Muzakki.
Dalam masa tanggap darurat, dana BTT akan digunakan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang bersifat emergency. Prioritas utama adalah kebutuhan pokok yang harus segera disalurkan, seperti makanan, obat-obatan, kasur, tikar, dan kebutuhan kesehatan lainnya. (azm)