Mataram (Inside Lombok) – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional di Kebon Kongok Lombok Barat akan ditutup sekitar pertengahan 2024 ini. Penutupan ini dikhawatirkan akan berdampak pada penumpukan sampah, sehingga Pemkot Mataram saat ini mulai mencari solusi untuk persoalan tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Nizar Denny Cahyadi mengatakan TPA Kebon Kongok akan ditutup dan TPA regional dipindahkan ke Sekotong. Rencana ini membuat Pemkot Mataram kebingungan karena lokasi pembuangan akan semakin dan jauh, sehingga berdampak kepada alokasi anggaran bahan bakar kendaraan.
“Juni atau Juli dan ini jadi kendala kita. Kalau itu dipindah ke Sekotong maka ada peningkatan untuk BBM. Ini yang belum kita anggaran kemarin dan informasi penutupan ini kita dapatkan sekitar seminggu yang lalu,” katanya, Rabu (10/1) pagi.
Penutupan TPA regional yang dikelola oleh Pemprov NTB ini karena sudah penuh. Tidak ada ruang lagi yang bisa digunakan sebagai tempat pembuangan sampah, sehingga solusinya yaitu pemindahan TPA regional ke Sekotong.
“Itu termasuk landfill baru, yang baru itu diprediksikan hanya tiga bulan. April dan Mei ini sudah running dan sudah kita bisa mengurangi sampah yang akan dibuang ke TPA,” ujarnya.
Beroperasinya TPST yang ada di Sandubaya juga nantinya akan dimaksimalkan pengolahan sampah dari dua kecamatan di Kota Mataram. Selain itu, anggaran yang tersedia akan dialihkan untuk menutupi kekurangan biaya di kecamatan yang lain.
“Mau tidak mau kita akan buang ke Sekotong. Karena kita tidak ada tempat. Kecuali TPST sudah jadi dan bisa beroperasi ya kita tidak perlu lagi buang ke TPA,” tegasnya. Selain persoalan anggaran BBM yang meningkat, DLH juga harus mengalokasikan kembali perawatan kendaraan.
Hal ini karena medan atau jalur pembuangan ke TPA Regional Kebon Kongok ke Sekotong berbeda. “Ya itu kan lagi-lagi anggaran untuk perawatan bagaimana kita merawatnya,” ucapnya.
Selain itu, Denny memastikan penutupan TPA Regional tersebut nantinya tidak akan berdampak pada penumpukan sampah. “Kalau penumpukan sampah tidak ada. Ini hanya masalah ketersediaan BBM saja mampu nggak kita karena itu dua sampai tiga kali lipat dari yang kita anggarkan,” tegasnya. (azm)