Mataram (Inside Lombok) – Memasuki usia ke-30 tahun ini, Kota Mataram mengangkat tema ‘Harmony in Plurality’. Pemilihan tema ini karena Kota Mataram sebagai ibu kota NTB berada di dalam masyarakat yang majemuk.
“Jadi memang tema ini kita ambil untuk mengambil potret Kota Mataram yang kita berada di dalam masyarakat yang majemuk. Beda agama, suku yang membuat kota menjadi kaya,” Walikota Mataram, Mohan Roliskana, Rabu (30/8) pagi.
Ia mengatakan, keberagaman yang ada di Kota Mataram menjadi investasi yang berharga. Keharmonisan di Kota Mataram ditengah perbedaan ini sudah dibangun sejak lama oleh para orang tua terdahulu dan harus dijaga.
“Ini menjadi modal bagi untuk merajut kebahagiaan dalam menjaga pembangunan di Kota Mataram,” ujar Mohan. Di tengah keharmonisan ini, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Namun, ia optimis semua bisa terselesaikan. “Tantangan dan masalah juga masih ada yang harus kita hadapi,” lanjutnya.
Kondisi Kota Mataram saat ini sambungnya bisa diperbaiki untuk menjadi lebih baik di masa depan. Karena tantang yang ada saat ini menjadi salah satu pemicu agar Kota Mataram bisa lebih baik. “Tantangan itu berkaitan dengan infrastrukturnya, berkaitan dengan gerakan kemajuan ekonomi,’ katanya.
Selain itu, tantangan Kota Mataram yang dihadapi saat ini yaitu masih adanya pengangguran yang harus disiapkan lapangan pekerjaan. Tidak itu saja, pelayanan di birokrasi juga lebih maksimal. “Lebih efektif memberikan pelayanan kepada masyarakat dan bagaimana menggerakkan sumber daya masyarakat untuk usaha mikro ini,” katanya.
Mohan menambahkan, persoalan lain itu kesadaran masyarakat soal sampah. Untuk memaksimalkan penanganan ini, maka harus dukung dengan penyiapan infrastruktur yang memadai. “Ada penyiapan infrastruktur dan sarana prasarana yang maksimal dan diikuti dengan regulasi,” katanya. (azm)