Mataram (Inside Lombok) – Menanggapi kasuss penembakan di dua masjid di Christchurch di New Zealand, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengadakan konferensi pers langsung dari parlemen, Jumat (16/03/2019) pada pukul 19.25 waktu setempat. Menurut Ardern aksi penembakan oleh empat orang berkebangsaan Australia tersebut hanya bisa dideskripsikan sebagai serangan teroris yang meningkatkan ancaman di Selandia Baru dari rendah menjadi begitu tinggi.
“10 orang telah kehilangan nyawanya dalam penyerangan yang keji ini di Masjid Linwood, kemudian 30 orang lainnya kehilangan nyawa di Masjid Deans Avenue,” ujar Ardern dalam konfrensi pers tersebut.
Ardern juga menerangkan bahwa dari empat orang yang telah ditahan sebagai tersangka, tiga diantaranya terlibat dalam penyerangan dan satu orang diketahui sebagai warga negara Australia dengan nama Berton Harrison Tarrant, yang kebangsaannya telah dikonfirmasi oleh Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.
“Orang-orang ini adalah orang-orang dengan pandangan ekstrem, yang tidak akan punya tempat lagi di Selandia Baru dan seharusnya tidak punya tempat di seluruh dunia,” ujar Ardern.
Selain itu, Ardern juga menerangkan bahwa Christchurch akan selalu menjadi rumah bagi seluruh orang yang telah memilih Selandia Baru secara umum sebagai tempat tinggal mereka, termasuk para korban penyerangan tersebut.
“Ini adalah tempat yang aman untuk siapa saja, yang dapat dengan bebas menjalani budaya mereka dan mempercayai agama mereka,” tegas Ardern.
Penyerangan tersebut menjadi sejarah kelam di Selandia Baru. Ardern sendiri menyebutkan sebagai salah satu hari terburuk di Selandia Baru dimana penyerangan tersebut benar-benar bukan hal yang diharapkan dan Selandia Baru bukanlah tempat bagi tindakan-tindakan ekstrem yang mengatasnamakan supremasi ras tertentu.
“Banyak dari mereka yang menjadi korban penyerangan ini adalah imigran. Mereka memilih Selandia Baru sebagai rumah mereka, dan ini memang rumah mereka. Mereka adalah kami. Orang-orang yang telah melakukan tindakan keji ini, mereka tidak punya tempat di Selandia Baru. Tidak akan ada tempat di Selandia Baru bagi orang-orang dengan pikiran ekstrim yang tega melakukan kekerasan seperti ini,” pungkas Ardern.