Mataram (Inside Lombok) – Pelaksanaan Motor event Motor Cross Grand Prix (MXGP) 2024 di NTB sudah semakin dekat. Beberapa izin dan rekomendasi pelaksanaan sudah mulai dikantongi penyelenggaran salah satunya di ikatan motor Indonesia (IMI) pusat.
Ketua IMI Provinsi NTB, Lalu Herman Mahaputra mengatakan PT Samota Enduro Gemilang (SEG) sudah melunasi pembayaran ke IMI pusat untuk event tahun 2023 lalu. Selain menyelesaikan pembayaran hutang tahun 2023, penyelenggara juga membayar pelaksanaan tahun 2024 ini diawal atau sebelum pelaksanaan event dimulai. “Ya tahun 2024 sudah diselesaikan oleh pihak SEG untuk periode 2024. Kan harus berbayar lagi,” katanya.
Pembayaran di awal sebelum event ditegaskan bukan karena adanya persoalan tahun 2023 lalu. Tetapi memang pembayaran diawal berdasarkan aturan yang berlaku. “Memang secara administrasi harus seperti itu baru keluar rekomendasi,” ujar dr. Jack, sapaan akrabnya.
Sementara terkait batalnya pelaksanaan MXGP di Pulau Sumbawa lanjut dr. Jack karena membutuhkan alokasi anggaran yang cukup besar. Meski demikian, pelaksanaan MXGP tetap diharapkan bisa diselenggarakan di dua sirkuit tersebut. Apalagi, pemerintah daerah setempat sudah membeli lahan sirkuit tersebut.
“Efisiensi. Karena kalau mengadakan di Sumbawa itu butuh biaya besar. Tapi SEG sebagai penyelenggara punya perhitungan lain dan perhitungan utama itu masalah budget,” ungkapnya.
Dengan kendala anggaran, dua seri MXGP akan digelar di Pulau Lombok di sirkuit Selaparang Kota Mataram. Menurutnya, pelaksanaan MXGP yang terpusat di Lombok bukan menjadi persoalan yang serius. “Tidak ada masalah dan yang terpenting rider itu ada event dan mereka berkompetisi,” tegasnya.
Menurutnya, Sirkuit Selaparang memiliki tantang yang lebih besar jika dibandingkan dengan Sirkuit di Sumbawa. Meski pendek namun cukup membuat para rider kewalahan dengan tanjakan yang harus dilalui. “Di Samota itu obstaclenya panjang. Kalau ini (Sirkuit Selaparang, Red) obstacle itu benar-benar pendek dan sangat melelahkan,” katanya.
Jeda seri pertama dan kedua yaitu sekitar seminggu. Kesempatan ini bisa dijadikan oleh pelaku pariwisata untuk menawarkan destinasi wisata untuk berlibur sebelum melanjutkan pertandingan untuk seri kedua. “Itu lah nanti fungsi Dinas Pariwisata NTB untuk memberikan pilihan kepada para rider dan crew mekanik untuk refreshing karena seminggu lagi akan melakukan event lagi,” tutupnya. (azm)