25.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaPariwisataKejar Rekor Muri Jadi Upaya Desa Sukarara Lestarikan Budaya Tenun

Kejar Rekor Muri Jadi Upaya Desa Sukarara Lestarikan Budaya Tenun

Mataram (Inside Lombok) – Sekitar 2023 orang penenun di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah (Loteng) siap memecahkan rekor muri dengan menenun bersama akhir pekan ini. Kegiatan itu pun disebut menjadi cara para penenun di sana dan pihak desa melestarikan budaya setempat, terlebih Desa Sukarara memang dikenal sebagai desa penenun.

Kepala Desa Sukarara, Saman Budi mengatakan selama ini ada 50 motif tenun yang telah diproduksi oleh para penenun di desa tersebut. Salah satu yang paling terkenal adalah motif subahnale. Nantinya, ribuan penenun bisa memilih secara bebas motif yang akan dibuat.

“Target kita nanti itu untuk mencapai rekor muri dan yang paling penting adalah pelestarian budaya,” ujarnya. Rekor muri yang akan diraih diharapkan bisa mengembalikan lagi kejayaan tenun di Desa Sukarara, sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat setempat.

Hasil dari penenun rekor muri nanti akan langsung dipasarkan. “Teman-teman UMKM di Sukarara siap menampung untuk itu. Karena nanti para penenun itu semua dari Sukarara,” kata Saman.

Jumlah penenun di Desa Sukarara sebanyak 3.200 orang. Namun yang akan dilibatkan sebanyak 2.023 orang. Ribuan penenun ini akan melibatkan semua generasi. “Nanti kita juga libatkan remaja-remaja disini supaya tahu upaya kita untuk melestarikan,” tegasnya.

Bahan-bahan yang akan digunakan untuk bisa memecahkan rekor muri dengan jumlah penenun terbanyak yaitu merupakan swadaya dari masyarakat. Pemerintah desa setempat akan membantu para pengrajin untuk mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan. “Kita bantu mengangkut saja nanti dari rumah ke lokasi saja,” ungkapnya.

Rekor muri penenun terbanyak juga menjadi ajang promosi hasil kerajinan masyarakat di Desa Sukarara. Harapan ke depan, hasilnya tidak saja diminati oleh masyarakat Indonesia melainkan juga hingga mancanegara. “Ini agar dunia tahu keberadaan tenun Sukarara,” harapnya.

Selama ini promosi yang sudah dilakukan diakui cukup maksimal. Melalui event-event yang digelar, para konsumen datang langsung ke Desa Sukarara untuk memilih motif yang disukai. “Yang tadinya kita memasarkan ke luar daerah untuk saat ini tidak lagi karena konsumen datang langsung,” ucapnya bahagia.

Selain pelestarian budaya, setelah event rekor muri ini bisa meningkatkan branding bahwa kain tenun hanya di Sukarara. “Ini bisa eksis terus kedepan,” harapnya. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer