Mataram (Inside Lombok) – Sebanyak enam event di NTB diprediksikan bisa masuk pada Kharisma Event Nusantara (KEN) 2024 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Bertambahnya jumlah KEN tahun 2024 mendatang akan berdampak pada angka kunjungan wisatawan ke NTB.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, Jamaludin Malady mengatakan enam event yang diprediksi akan masuk KEN 2024 yaitu Bau Nyale Lombok Tengah, Perang Topat di Lingsar Lombok Barat dan Lebaran Topat. Selain itu, event Rimpu Mantika di Kota Bima, Festival Balona di KSB dan Alunan Budaya Desa Pringgasela Lombok Timur. “Memang tidak jauh berbeda dengan tahun ini. Namun tahun 2024 masih dalam tahap evaluasi di tingkat Kementerian Pariwisata,” katanya, Senin (11/12) pagi.
Untuk bisa masuk menjadi KEN, Dispar NTB meminta pemda masing-masing kabupaten dan kota untuk mengajukannya ke tingkat pusat. Karena pengajuan event untuk bisa masuk menjadi KEN bukan ranah Pemprov NTB. “Baru mereka presentasi. Kalau presentasi mereka bagus dan syarat-syarat yang mereka minta sudah dikirim semua dan diterima oleh tim itu nanti dievaluasi lagi,” katanya.
Namun terkait event Senggigi Sunset Jazz yang dihapus dari kalender event, Jamal mengaku bukan tanggung jawab Pemda Provinsi NTB melainkan kabupaten/kota. Hal ini disebabkan karena asal mula event daerah di masukkan ke dalam KEN tergantung presentasi dari kabupaten/kota yang mengajukan.
Jika pemda mampu mempertahankan pada saat presentasi, maka event yang sudah berjalan tidak akan dihapus dari kalender KEN. Berdasarkan informasi yang diperoleh Dispar NTB, event di daerah diharapkan tidak monoton setiap tahunnya.
“Jadi yang dinilai itu event itu tidak boleh begitu-begitu saja, harus ada yang beda. Ini menurut tim di pusat. Perputaran ekonominya juga yang dilihat, harus lebih banyak dari tahun sebelumnya. Bukan makin turun,” katanya.
Dengan banyaknya event di NTB yang masuk ke KEN, akan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Dispar NTB pun di 2024 mendatang menargetkan bisa mendatangkan 2,5 juta wisatawan baik mancanegara maupun domestik. “Kalau sekarang kan 2 juta (wisatawan), tahun depan terlalu besar kalau lima juta. Misalnya kalau 2,5 juta dan realisasinya 2,6 ya alhamdulillah,” tutup Jamal. (azm)