Lombok Barat (Inside Lombok) – Pemilik hotel dan resort di Gili Gede Indah, Sekotong kompak bergotong royong bersama masyarakat setempat membersihkan sampah di tepi pesisir pulau kecil itu. Aksi peduli lingkungan itu pun turut dihadiri Gubernur NTB, Zulkieflimansyah bersama Ketua Komisi II DPRD Lobar, Abubakar Abdullah.
Pesisir Gili Gede yang masih natural dengan pasir putih dan ombak nan tenang itu sangat disayangkan bila menjadi kotor karena sampah. Karena itu, warga dan pelaku usaha setempat kompak menginisiasi gotong royong.
Kegiatan bersih pantai dimulai dari kawasan Kokomo Resort Gili Gede, dengan terus menyusuri sepanjang garis pantai Gili Gede. Warga dan para pemilik resort itu terus memungut setiap sampah maupun botol plastik yang mereka jumpai di sepanjang jalur tersebut untuk kemudian dimasukkan ke dalam karung yang mereka bawa masing-masing.
“Bulan Bakti Gotong Royong Gili Gede Indah, berkolaborasi dengan seluruh perusahaan dan masyarakat yang ada di pulau ini,” jelas Kades Gili Gede Indah, Awaludin, dalam giat bersih-bersih pantai, Minggu (16/07/2023) kemarin. Guna menambah motivasi para warga yang turut serta, Ketua Komisi II DPRD Lobar juga menyiapkan hadiah menarik bagi pengumpul sampah terbanyak.
Menurut Kades yang belum lama dilantik itu, pihaknya ingin menciptakan Desa Gili Gede menjadi pulau yang indah dan bersih, sehingga menjadi desa maju, mandiri bahkan desa yang cerdas. Terlebih antusias masyarakat yang begitu senang dengan gotong royong.
“Ini sebagai pemicu, mudah-mudahan ke depan dalam kegiatan-kegiatan lain masyarakat Gili Gede bisa antusias, bukan hanya dalam gotong royong dalam hal membersihkan sampah, namun juga dengan kegiatan lain,” harap dia.
Gubernur pun turut mengapresiasi semangat kebersihan dan gotong royong dari warga desa Gili Gede Indah. “Ini sangat unik, bagaimana masyarakat diajak bersama-sama membersihkan pulaunya sendiri,” ujar Zulkieflimansyah.
Ia menilai, di era media sosial yang begitu pesat saat ini, masyarakat lebih banyak memposting sampah daripada mengangkat sampah itu sendiri. Bahkan lebih banyak mempertanyakan peran pemerintah daerah karena tak cepat menangani sampah itu.
“Karena kalau menunggu (tindak lanjut) itu tidak akan selesai-selesai masalah kita. Karena masalah sampah ini masalah kita bersama,” jelasnya. Menurut Gubernur, jika dari usia dini anak-anak sudah diajarkan untuk bersama-sama mengatasi permasalahan sampah, tanpa harus menunggu penanganan pemerintah. Tentu akan dapat meningkatkan kesadaran mereka soal kebersihan lingkungan ketika mereka sudah dewasa nantinya.
Pihaknya pun berharap, agar edukasi semacam ini perlu terus digaungkan seluruh calon legislatif maupun pemerintah daerah. “Dan bagi pemerintah untuk memberikan insentif kepada masyarakat yang mau secara swadaya dan swadana mau membersihkan lingkungan sendiri. Saya rasa ini perlu diviralkan ke daerah lain,” harapnya Gubernur NTB ini.
Terlebih, saat ini pemerintah daerah disebutnya sudah menyiapkan langkah untuk mendukung program lingkungan bersih. Termasuk dengan sudah adanya pabrik pengolahan sampah plastik di NTB.
Hal senada juga disampaikan Ketua Komisi II DPRD Lobar, Abubakar Abdullah, bahwa kesadaran warga Gili Gede bersama pemerintah desa bahkan kepala desa yang belum sampai 100 hari menjabat dinilai begitu luar biasa. Sebab sejak dini masyarakat Gili Gede sudah mengajarkan kepada anak-anaknya untuk menjaga kebersihan pribadi, rumah maupun lingkungan mereka.
“Ini menjadi pelajaran berharga untuk budaya kebersihan dan kepedulian lingkungan. Karena Gili Gede salah satu kawasan pintu masuk wisata, karena di Bali sudah padat. Dan ketika padat itu diharapkan terurai dengan datang ke Lombok dan masuk ke Gili,” jelas politisi PKS itu.
Melalui program Clean Up Day ini, dinilai mampu mengajak seluruh lapisan masyarakat desa, hingga pengusaha untuk memelihara lingkungan. Terlebih sejauh ini, Abu mengakui kesadaran masyarakat di sana terkait kebersihan lingkungan sudah cukup baik.
Meski ada program zero waste maupun ijo nol dedoro dari pemerintah, namun semua itu tetap memerlukan peran semua pihak. Karena tak bisa dipungkiri pariwisata berkelanjutan juga berkaitan dengan kebersihan lingkungan. Terlebih kawasan Gili Gede yang masih natural.
“kita bersama-sama membangun kesadaran bersama, dan kita begitu bersyukur Gubernur mau melihat kesadaran Guli Gede untuk bersih,” pungkas Abu. Pihaknya pun mengharapkan dukungan pemerintah daerah untuk mengangkut sampah yang sudah terkumpul di Gili Gede tersebut. Karena diakuinya, hingga kini belum ada pusat pembuangan sampah yang ada di wilayah Sekotong. (yud)