Mataram (Inside Lombok) – Sebanyak 41 mahasiswa penerima Beasiswa NTB mengusung misi membangun semangat persaudaraan dalam kegiatan di Tiongkok selain menjalani program pendidikan.
Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah di Mataram, Minggu, mengatakan kebijakan mengirimkan mahasiswa keluar negeri bukanlah semata agar mereka mendapatkan nilai akademis yang baik.
Akan tetapi, katanya, para pemuda yang dikirim itu diharapkan mengusung misi untuk membangun persaudaraan dan kecintaan dengan sesama karena mereka akan bertemu dengan lainnya yang berasal dari berbagai belahan dunia yang berbeda.
“Adik-adik yang akan dikirim ini bukan semata-mata untuk mencari nilai. Jangan sampai ingin nilainya bagus tetapi tidak bergaul. Yang terpenting adalah menumbuhkan persaudaraan dan kecintaan sesama anak bangsa,” ujar dia saat melepas 41 mahasiswa penerima Beasiswa NTB tujuan Tiongkok (China dan Taiwan) di Pendopo Gubernur NTB.
Gubernur yang akrab disapa Bang Zul itu, juga berharap penerima beasiswa akan menjadi pahlawan.
Ia menyebut mereka sebagai para pelopor, yang akan membuka pintu dan kemudahan bagi generasi penerima beasiswa berikutnya di China dan Taiwan.
“Adik-adik semua dikirim keluar negeri bukan (semata, red.) untuk menjadi ilmuwan, tapi adik-adik semua dikirim keluar negeri untuk menjadi pahlawan,” ucapnya.
Ia juga berterima kasih kepada sejumlah pihak yang menjadi sponsor program itu, di antaranya pemerintah China dan Taiwan yang memberikan beasiswa dan Perhimpunan Indonesia Tiongkok yang mengalokasikan jatah beasiswa terbesarnya ke NTB.
Kepala Divisi Kerjasama Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) NTB Imanuela Andilolo berharap kepada seluruh penerima beasiswa untuk menjaga nama baik NTB.
“Kami berharap adik-adik semua yang akan menempuh pendidikan di China dan Taiwan bisa menjaga nama baik daerah,” katanya.
Sebanyak 41 pemuda/pemudi NTB itu akan menuntut ilmu di Taiwan dan China.
Mereka yang mendapatkan beasiswa NTB itu dinyatakan lulus dan diterima di sejumlah perguruan tinggi di dua negara tersebut.
Sebanyak 37 orang diterima di China, terdiri atas 23 peserta program sarjana dan 14 orang program doktor, sedangkan empat orang sisanya akan belajar di Taiwan untuk program doktor. (Ant)