Mataram (Inside Lombok) – Guru dan siswa di SMK Negeri 5 Mataram mendapatkan pelatihan khusus dari United Nations Industrial Development Organizations (UNIDO). Pelatihan tersebut khusus untuk kriya limbah eko material.
Tim komunikasi UNIDO, Lia Rosida mengatakan pelatihan yang diberikan dalam rangka peningkatan UMKM. Pelatihan yang diberikan seperti design, pengembangan hingga memasarkan produk. Melalui pelatihan ini pelaku usaha kriya khususnya logam akan membuat desain sesuai kebutuhan pasar.
“Kami dari organisasi PBB yang fokus di bidang industrialisasi. Kami ada program peningkatan UMKM,” katanya Senin (12/6) pagi di SMK Negeri 5 Mataram.
Selama pelatihan tim yang datang langsung dari Vienna Austria ini, kata Lia akan memfokuskan pada design. Karena nantinya, design tersebut akan menentukan pasar. “Kami saat ini ada beberapa binaan UMKM. Ada 4 UMKM untuk tekstil, 4 UMKM untuk perhiasan, dan 4 UMKM untuk agri food,” katanya.
Lia menjelaskan, penunjukkan SMK Negeri 5 Mataram sebagai lokasi pelatihan karena satu-satu sekolah kejuruan yang memiliki jurusan kriya. Saat ini, penggunaan perhiasan yang anti mainstream sedang meningkat. “Perhiasan yang unik dan bahanya eko friendly atau ramah lingkungan. Kalau pasarnya luar negeri, mereka lagi sangat booming membeli perhiasan seperti itu,” katanya.
Pelatihan ini sambungnya lebih banyak menggunakan limbah seperti kulit, kayu, logam hingga tekstil. Limbah-limbah tersebut akan dijadikan sebagai material dalam pembuatan perhiasan yang bisa dipasarkan hingga keluar negeri. “Saat ini memang kita ada rencana kesana. Kita cari potensi pasar. Misal design yang begini pasarnya kemana. Nanti akan dipasarkan sama UMKM sendiri,” katanya.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 5 Mataram, H. Istiqlal Makrip mengatakan pelatihan kriya akan berlangsung selama tiga hari kedepan. Hasil dari pelatihan yang digelar, nanti akan dipatenkan menjadi produk SMK Negeri 5 Mataram.
“Nanti kita akan minta bantuan kepada mereka untuk bisa juga dipasarkan di Austria. Ini upaya kita dalam mempromosikan jurusan di SMK Negeri 5 Mataram,” katanya.
Untuk saat ini diakui Istiqlal, produk SMK Negeri 5 Mataram yang sudah menembus pasar internasional hanya batik. Diharapkan, dengan adanya pelatihan desain produk kriya tersebut bisa ikut dipasarkan ke skala yang lebih besar. “Sementara ini yang kita pasarkan ke luar negeri seperti Timur Tengah baru batik. Jadi saya tidak ingin hanya batik tapi juga logam dan perhiasan,” ungkapnya. (azm)