Lombok Timur (Inside Lombok) – STEI Hamzar yang merupakan bagian dari Yayasan Maraqitta’limat Lombok Timur bersiap membuka program studi (prodi) baru. Rencana itu sekaligus menjawab tantang Kopertais Wilayah XIV Mataram agar sekolah tinggi ekonomi Islam itu menambah prodinya.
Ketua Yayasan Maraqitta’limat, H. M. Fadlurrahman S.Kom., M.Si mengakui rencana pembukaan prodi baru itu telah dibahas pihaknya sejak 2019 lalu. Ada dua pilihan prodi yang akan disurvei untuk mengetahui minat masyarakat, yaitu akuntansi syariah dan bisnis syariah.
“Mana yang kira-kira dari dua prodi tersebut (lebih banyak diminati), atau kedua prodi itu yang nanti kita buka. Kita melihat dari minat masyarakat atau calon mahasiswa yang akan mendaftar, termasuk kebutuhan di dunia kerja,” jelas sosok yang akrab disapa Bang Haji Fadly itu.
Menurutnya, saat ini jurusan akuntansi secara umum atau konvensional sudah banyak dibuka di perguruan tinggi di NTB. Namun, untuk prodi akuntansi syariah masih jarang ditemui.
“Karena kan konsep ekonomi syariah dan konvensional beda, maka kita perlu secara spesifik benar-benar masuk ke dalam bidang ekonomi syariah itu, baik dari segi akuntansi maupun bisnisnya,” terang dia.
Dirinya menilai STEI Hamzar sudah sangat mampu jika akan membuka prodi baru, terlebih dengan sudah tuntasnya persoalan akreditasi. Namun, untuk membuka prodi baru, pihaknya ingin mempersiapkan tenaga pengajar terlebih dahulu agar tak menjadi kendala di kemudian hari.
“Kalau sebelumnya itu, kita mengajukan dulu prodinya, baru mengajukan dosen. Itu yang kemudian sering jadi kendala. Sekarang kita siapkan dulu SDM-nya (dosen), setelah kita lakukan uji publik ke tingkat SMA/SMK/MA, baru kita kemudian menyiapkan SDM yang nanti akan mempersiapkan segala sesuatu untuk prodi baru itu,” paparnya.
Diakuinya, rencana pembukaan prodi baru itu belum terealisasi saat ini karena sempat ada perbaikan manajemen di STEI Hamzar sendiri. Karena adanya perubahan kebijakan yang mengharuskan dosen prodi agar linier, sehingga pihaknya pun harus melakukan perombakan dosen. Baru kemudian pihaknya bisa melakukan pendaftaran di Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (Lamemba) untuk mengurus akreditasi.
Fadli pun mengaku pihaknya menjadi sekolah tinggi pertama di NTB yang mengikuti proses akreditasi melalui Lamemba tersebut. “Dulunya kita kan di BAN PT (Badan Akreditasi Perguruan Tinggi), kalau sekarang kan regulasinya berubah dan akreditasi kita harus di Lamemba, dan alhamdulillah kita kampus pertama di NTB yang mengikuti kegiatan akreditasi di Lamemba,” tuturnya.
Diterangkan, untuk prodi perbankan syariah STEI Hamzar yang izinnya sudah terbit sejak tahun 2012 lalu itu kini sudah terakreditasi baik. Karena itu Fadli berharap para pihak terkait dapat membantu memberi kemudahan bagi kampusnya untuk segera membuka prodi baru.
“Kami juga berharap kepada pihak Kopertais atapun pihak DIKTIS (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Islam Swasta), dapat menyediakan fasilitas sistem informasi yang terkoneksi dengan PD-DIKTI, untuk memudahkan semua PTKIS dalam melakukan pelaporan data mahasiswa dan dosen. Sebagai contoh, saat ini untuk pengajuan NIDN saja masih harus melalui KOPERTAIS secara manual, karena harus memiliki SKTP sebelum mengajukan NIDN sedangkan jika melalui PD-DIKTI bisa secara online mengajukan NIDN dengan hanya melampirkan SK pengangkatan dari Yayasan dan persyaratan lainnya. Hal itu juga yang disampaikan oleh pihak Assesor LAMEMBA kepada kami saat menanyakan pelaporan Beban Kerja Dosen (BKD) yang harus Online, pada pelaksanaan asesmen lapangan di bulan Mei lalu.” harapnya. (yud)