Mataram (Inside Lombok) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB menyebut sudah ada lima daerah yang datang ke NTB khusus untuk belajar mengenai simulasi tatap muka yang sudah berjalan sejak bulan September lalu.
“Mereka datang khusus untuk mendiskusikan belajar tatap muka itu. Bali lebih masif lagi, kemarin minta aturan mainnya. Jadi langsung saya tayangin video simulasi tiga bulan terakhir” beber Kadis Dikbud NTB, H. Aidy Furqan, saat ditemui di Senggigi, Senin (21/12/2020).
Dirinya bahkan menyebut, adanya perubahan dalam SKB empat menteri mengenai kebijakan belajar tatap muka. Salah satunya didasari oleh simulasi yang selama ini berjalan di NTB. Yang masuk juga menjadi salah satu acuan.
Sehingga adanya perubahan mengenai izin pembelajaran tatap muka yang tidak lagi ditentukan oleh warna zona daerah tersebut. Kemudian izin yang bergantung pada kebijakan setiap kepala daerah.
“Untuk kesiapan kita belajar tatap muka mulai Januari, yang wajib diisi oleh sekolah adalah daftar periksa di data dapodik” tegasnya.
Di mana daftar periksa ini berupa kuisioner mengenai data kesiapan, beberapa di antaranya seperti tersedianya sarana dan prasarana pencegahan covid-19, tersedianya pengaturan pembagian jadwal tatap muka, serta melakukan rekayasa pencegahan penularan. Misalnya pengaturan tanda aman jaga jarak antar siswa.
Sehingga pada Desember ini, pihaknya meminta kepada seluruh sekolah yang ada di NTB untuk mengumpulkan data periksa tersebut. Sekolah diberi batasan untuk mengumpulkan data kesiapan sebelum 4 Januari 2021 mendatang. Setiap sekolah minimal harus mengumpulkan 85 poin dalam data periksa tersebut, sebelum memperoleh izin.
“Nanti saya akan keluarkan izin per sekolah, yang belum mengisi daftar periksa, jangan dulu. Karena artinya dia (sekolah, read) lalai, padhal sekolahnya pingin masuk. Berarti kan manajemen sekolahnya belum maksimal, jadi harus maksimalkan dulu” tegasnya.
Ia menegaskan, Dikbud dalam memberi izin untuk memulai pembelajaran tatap muka tahun depan tidak main-main. Sehingga ia meminta sekolah harus benar-benar memaksimalkan persiapan.
“Kita pastikan sekolah ready, sanggup, baru kita buka. Kalau ternyata masih ragu-ragu, tutup sampai dia siap, terutama zona merah” tandasnya.
Hal itu, lanjut dia, berlaku untuk seluruh sekolah baik yang negeri maupun swasta. Setelah menggelar rapat dengan satgas covid-19 provinsi yang rencananya akan digelar Selasa (22/12/2020) besok, pihaknya akan langsung mengeluarkan surat terkait SOP pembelajaran tatap muka.
“Untuk SMA, SMK, SLB, baik yang negeri maupun swasta” tutupnya.