Mataram (Inside Lombok) – Untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana emisi udara di masyarakat, Universitas Mataram (UNRAM), Prodi Fisika-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam bersama Prodi Teknik Informatika-Fakultas Teknik, melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di lingkungan Pesona Banyu Asri, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat (Lobar).

Kegiatan ini berfokus pada peningkatan aspek sosial kemasyarakatan terkait dampak negatif dari emisi udara dan cara mitigasinya. Kegiatan peningkatan tersebut berupa instalasi sistem pemantauan kualitas udara dan filtrasi (purifikasi) udara, yang disertai dengan instalasi jaringan IoT (internet of things) di sekitaran posko PkM.
Pengabdian ini mendapatkan dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2025, serta dukungan dari LPPM UNRAM.
Kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi aktif antara Program Studi Fisika (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) dan Program Studi Teknik Informatika (Fakultas Teknik) UNRAM. Adapun keseluruhan pelaksanaan kegiatan ini melibatkan tujuh orang mahasiswa secara langsung.

Dalam kolaborasi ini, kelompok ibu-ibu pengajian Majlis Ta’lim Baiturrahman di Pesona Banyu Asri menjadi mitra pengabdian. Proses ini dibagi ke dalam beberapa tahapan, yakni: penilaian awal, sosialisasi awal, penerapan teknologi dan pelatihan, serta penilaian akhir.
“Pada tahapan awal, kami membagikan kuesioner awal untuk mengidentifikasi tingkat kesiapsiagaan Masyarakat terkait mitigasi bencana emisi udara. Selanjutnya, kami membagikan leaflet dan melakukan sosialisasi kepada kelompok majlis ta’lim,” ucap Arif, selaku perwakilan tim pengabdi dari UNRAM, Minggu (7/9).
Berdasarkan pada hasil identifikasi awal dan pembinaan yang dilakukan, didapati permasalahan utama terkait emisi udara di daerah tersebut adalah banyaknya sumber emisi. Sumber-sumber emisi tersebut berasal dari aktivitas produksi industri, kendaraan bermotor, penelitian, serta aktivitas di TPA. Pada kondisi awal, diketahui bahwa masyarakat masih belum memiliki cukup informasi terkait kesiapsiagaan mitigasi bencana emisi udara, dampaknya, hingga langkah mitigasi yang harus dilakukan.
“Salah satu cara untuk melakukan mitigasi bencana emisi udara yakni melalui penerapan purifikasi udara yang sudah kami lakukan riset bersama mahasiswa kami, yakni GreenBrezze. Purifikasi udara ini kemudian ditingkatkan lagi oleh rekan kami dari Teknik Informatika, Halil Akhya, dengan adanya sentuhan teknologi IoT,” jelas Alfina Taurida Alaydrus, selaku tim pengabdian sekaligus Ketua Program Studi Fisika UNRAM.

Setelah melaksanakan sosialisasi dalam waktu tiga hari, dilakukan proses pemasangan alat hasil teknologi tepat guna. Tim melakukan instalasi sub sistem di beberapa lokasi yang memiliki distribusi emisi udara yang tinggi. Mahasiswa juga turut serta memberikan informasi terkait fungsi, cara penggunaan, cara perawatan, dan hal terkait lainnya dalam acara FGD (focus group discussion). Data hasil TTG ditampilkan dalam monitor dan diakses melalui portal secara terbuka.
Penerapan teknologi ini dilakukan melalui pendekatan PAR (participatory action research) yang dikombinasikan bersama metode edukatif dan partisipatif sehingga masyarakat aktif dalam menyimak informasi. Hal ini dapat terlihat dari partisipasi warga saat memberikan pertanyaan dalam FGD.
Pada tahap terakhir, dilakukan identifikasi akhir berupa pembagian kuesioner kepada warga setelah sosialisasi dan penerapan teknologi dan pelatihan. Kuesioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan singkat terkait pemahaman informasi oleh warga tentang emisi udara dan filtrasi udara. Diketahui terdapat peningkatan pengetahuan warga terkait mitigasi bencana sebesar 62%. Kegiatan ini kemudian ditutup dengan penanaman bibit tabebuia, ketapang, dan kayu putih.

