Mataram (Inside Lombok) – Pencarian balita asal Ampenan yang hilang terseret arus dihentikan. Pasalnya, hingga delapan hari masa pencarian, balita laki-laki tersebut tidak kunjung ditemukan oleh tim.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Mahfuddin Noor mengatakan pencarian sudah dilakukan dengan maksimal. Tim yang terdiri dari Basarnas, BPBD, masyarakat hingga TNI/Polri menyusuri tempat kejadian hingga pantai.
Terakhir pencarian dilakukan pada hari Sabtu akhir pekan lalu dan tidak ada hasil. “Tidak ada tanda-tanda ditemukannya pada hari Sabtu. Itu kembali menyisir lokasi kejadian,” katanya Selasa (12/12) siang.
Ia menuturkan, semua lokasi yang diperkirakan dilalui oleh korban saat terseret sudah disusuri namun hasilnya nihil. Karena tidak ditemukan hingga delapan hari pencarian, tim membuatkan berita acara bahwa korban tidak ditemukan.
“Pada sore hari pencarian itu selesai. Kemudian dibuatkan berita acara disaksikan oleh semua pihak termasuk orang tua. Bahwa korban yang terseret di sungai itu tidak ditemukan. Di berita acara tertulis tidak ditemukan,” katanya.
Meski sudah dibuatkan berita acara tidak ditemukan, pemantauan akan tetap dilakukan. Karena masyarakat terlebih pihak keluarga masih tetap berharap korban balita yang terseret arus bisa ditemukan dalam kondisi apapun.
“Masih tetap berharap korban bisa ditemukan bagaimanapun kondisinya. Kita juga masih melakukan upaya-upaya patroli pencarian dan mudah-mudahan bisa ketemu,” katanya.
Ia mengimbau kepada semua masyarakat, kejadian yang menimpa balita tersebut menjadi pelajaran agar bisa lebih waspada pada musim hujan ini. Kurangi beraktivitas di sungai apalagi pada musim hujan ini, karena dikhawatirkan air sungai tiba-tiba besar.
“Lebih waspada terhadap kemungkinan hal-hal yang mungkin terjadi seperti adanya hujan yang disertai petir dan angin kencang,” katanya. (azm)