Lombok Barat (Inside Lombok) – Rumah salah seorang warga di Dusun Egok, Desa Suka Makmur, Gerung rusak berat setelah tertimpa batu yang menggelinding dari atas bukit. Peristiwa itu terjadi saat kawasan tersebut diterjang hujan lebat dan angin kencang beberapa hari yang lalu.
Batu yang beratnya diperkirakan mencapai 1 ton lebih itu pun menghantam ruangan kamar tidur yang ada di bagian atas rumah korban. Namun syukurnya, saat peristiwa naas itu terjadi pada pagi hari sekitar pukul 05.45 Wita. Ada warga yang melihat, sehingga meneriaki pemilik rumah beserta istri dan anak-anaknya untuk segera keluar.
Rumah yang rusak akibat dihantam batu tersebut dihuni oleh empat orang, satu diantaranya masih bayi. Kadus Egok, Moh. Zamrony menuturkan bahwa istri dan anak pemilik rumah itu pun saat ini masih trauma, sehingga lebih memilih untuk mengungsi ke rumah saudaranya.
“Yang rusak ini tembok dan atap rumah korban yang jebol karena batu ini,” beber Zamrony, saat dikonfirmasi, Rabu (11/12/2024). Diceritakan, semalam sebelum kejadian para penghuni rumah tersebut juga sengaja mengosongkan kamar yang dihantam batu itu karena khawatir. Sehingga mereka berinisiatif untuk tidur di bagian rumah yang lainnya. “Awalnya sama ibu-ibu yang lihat pertama itu dikira gempa, tau-taunya batu gelinding dari atas. Makanya dia langsung teriak, dan seisi rumah keluar berlarian,” bebernya.
Zamrony mengakui posisi rumah korban bersama sekitar 50 KK lainnya berada tepat di bawah bukit yang jaraknya hanya sekitar 3 meter. Awalnya memang bukit itu dulu disebutnya sengaja dikeruk untuk diratakan sebagian, untuk dijadikan pemukiman yang saat ini dihuni warga. “Jadi, kalau (rumah warga) yang dekat dengan rumah korban ini ada sekitar 10 KK,” imbuhnya.
Setelah turun mengecek langsung ke lokasi, BPBD pun sudah menyarankan pihaknya utnuk melakukan pendataan. Berapa jumlah rumah warga yang berapa persisi di lereng bukit tersebut. Sebagai langkah mitigasi, karena selain rawan dihantam batu, kawasan itu juga termasuk rawan longsor. “Ada rumah yang persis di bawah gunung (bukit, Red) karena lokasinya memanjang, ada sekitar 50 KK. Tapi yang sekarang kena ini hanya 1 KK,” terangnya.
Korban pun saat ini disebutnya khawatir karena rumahnya selalu kemasukan air ketika hujan. Lantaran batu besar tersebut saat ini masih berada di dalam rumahnya. Sehingga korban meminta izin agar batu besar tersebut bisa dipindahkan. “Yang punya rumah gak nyaman karena kalau hujan kemasukan air, jadi minta izin supaya dipecah lah batu ini,” pungkas Zamrony.
Korban pun ditaksir mengalami kerugian mencapai puluhan juta akibat kerusakan yang cukup parah di rumahnya. Zamrony mengakui, karena akses yang cukup sulit, pihak terkait seperti BPBD pun hingga kini tidak bisa memasukkan alat berat. Untuk mengevakuasi batu yang ada di rumah korban. Termasuk juga sekitar 6 batu yang masih berada di atas bukit yang dikhawatirkan juga akan menimpa rumah warga lainnya. Sehingga harus segera dipecahkan secara manual. (yud)