Lombok Barat (Inside Lombok) – Sebanyak empat ruko bertingkat atau totalnya delapan lokal yang ada di kawasan pertokoan Gerung dilalap si jago merah. Dinas Damkar Lobar berhasil memadamkan api dengan 13 tangki air, dan kerugian akibat peristiwa itu diperkirakan mencapai Rp2 miliar.
Kadis Damkar Lobar, M. Sahlan menuturkan bahwa timnya menerima informasi terkait kebakaran tersebut dari masyarakat sekitar pukul 12.30 Wita siang kemarin. “Yang terbakar, ini jumlahnya empat, tapi karena bangunannya bertingkat jadinya delapan lokal (yang terdampak),” terang Sahlan, saat dimintai keterangan usai proses pemadaman oleh timnya, Minggu (22/09/2024).
Proses pemadaman api pun berlangsung kurang lebih satu jam. Menggunakan 3 unit mobil Damkar Mabes, kemudian 1 unit suplai , 1 unit Damkar UPT dan 1 unit Damkar kota Mataram. Sehingga total keseluruhan hingga api padam membutuhkan kurang lebih 13 tangki air. “Ada bantuan juga dari Kota Mataram 1 unit, itu 1 tangki untuk membantu pendinginan,” imbuhnya.
Kerugian akibat peristiwa itu pun ditaksir kurang lebih mencapai Rp2 miliar. Terlebih bahan-bahan dari bangunan tua yang terbakar itu didominasi kayu. Hal itu lah yang disebutnya membuat api jadi lebih cepat menjalar dan pemadamannya memerlukan proses yang cukup lama. “Pemicu (kebakaran) sementara kita menduga adalah akibat korsleting listrik,” bebernya.
Karena pada saat kejadian, di sekitar lokasi sedang tidak ada pembakaran atau pun penggunaan kompor. Pihaknya pun menduga instalasi listrik di lokasi kebakaran itu sudah lama dan belum sempat diperbaharui. Sehingga menyebabkan korslet.
“Apalagi toko sebelahnya ini kalau saya lihat tidak pernah buka, kemungkinan aliran listriknya sudah lama tidak terpakai. Hal ini yang bisa menyebabkan korsleting,” tandas Sahlan.
Sementara itu, Camat Gerung, Sapoan menuturkan bahwa memang dari ruko yang terbakar itu memang ada yang sudah bertahun-tahun tak beroperasi. Para pemilik ruko itu pun disebut sudah mengetahui peristiwa nahas itu dan sempat datang saat proses pemadaman berlangsung. “Terus juga kayunya ini juga kayu lama semua ini, mungkin sudah 10-15 tahun (ruko) tidak digunakan. Toko kelontong dulunya ini,” pungkasnya. (yud)