Lombok Timur (Inside Lombok) – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Petani (AMPP) Lombok Timur (Lotim) memperingati Hari Tani yang jatuh pada 24 September dengan aksi demonstrasi di Kantor DPRD Lombok Timur. Massa aksi meminta pemerintah lebih peduli pada petani, termasuk agar pemerintah dapat menangani kenaikan harga beras yang saat ini terjadi.
Korlap 1 AMPP, Nasril mengatakan Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja lantaran beberapa hal seperti perampasan tanah adat, kenaikan BBM. Bahkan sekarang harus menjerit karena urusan perut lantaran harga beras yang mahal.
“Sudah banyak penderitaan yang dialami masyarakat dan sekarang kita dibuat kelaparan karena mahalnya harga beras. Kami menilai bahwa pemerintah tak mencari solusi,” ucapnya, Senin (25/09/2023).
Massa juga menilai pemerintah tidak pernah jeli dalam melihat dan membahas perubahan iklim. Bahkan petani dari Kecamatan Jerowaru, Sakra dan sebagainya khususnya di Lombok Timur terdapat sekitar 4.430-an hektare terkena dampak perubahan musim. “Seharusnya pertanian lebih diutamakan daripada pertambangan,” ungkapnya.
Perwakilan mahasiswa tersebut dipersilakan masuk untuk melakukan diskusi. Namun tak ada hasil atau solusi yang didapatkan sehingga massa memaksa masuk ke dalam gedung. Tak dapat masuk ke halaman kantor DPRD Lotim, massa menjadi anarkis dan saling dorong pun tak terelakkan dengan anggota kepolisian yang melakukan penjagaan. Terpaksa, anggota kepolisian langsung memaksa mundur para demonstran. (den)