Mataram (Inside Lombok) – Musim hujan melanda Kota Mataram menjelang akhir tahun 2020. Beberapa daerah di Kota Mataram tergenang air dalam waktu yang lama. Hal yang sama juga terjadi di daerah pesisir Kampung Bugis, Ampenan.
Volume gelombang laut yang tinggi menyebabkan air laut menyentuh halaman rumah warga yang berada di bibir pantai. Salah satu yang terkena dampak dari fenomena ini adalah Sukmawati.
Sukmawati sudah belasan tahun bermukim di pinggir pantai Kampung Bugis, Ampenan. Selama rentang waktu tersebut pulalah ia dan keluarganya harus rutin berjaga manakala volume gelombang laut sedang tinggi.
Seperti halnya ketika ditemui oleh Calon Wakil Walikota Badruttamam Ahda pada Selasa (3/11/2020). Sukma dan keluarganya tengah sibuk membangun tembok pasir yang dimaksudkan untuk menghadang kerasnya dorongan ombak yang naik ke pemukiman.
“Beginilah yang rutin kami lakukan setiap turun hujan lebat. Untungnya anak-anak kami masih muda, dan mereka selalu siap dan kuat menghadapi situasi seperti sekarang ini,” keluhnya pada Ahda seperti dalam siaran pers yang diterima Inside Lombok pada Rabu (04/11/2020).
Sukmawati menambahkan, bahwa ia sudah sering mengajukan permohonan bantuan berupa pemasangan alat pemecah ombak ke DPRD Kota Mataram maupun pihak-pihak terkait lainnya. Namun laporan Sukmawati selalu dikatakan masih dalam proses yang belum pasti.
“Kita pergi ke DPRD cuma minta bantuan alat untuk ini (menghadapi ombak), ndak pernah kita minta uang, cukup itu sudah,” katanya lagi.
Ahda yang turut berkumpul bersama keluarga Sukmawati mengaku sudah mendalami masalah di daerah-daerah pesisir melalui riset bersama tim. Salah satu masalah di antara berbagai masalah yang ditemui adalah naiknya air laut ke pemukiman rumah warga ketika hujan lebat.
Dengan ditemukannya masalah ini, Ahda bersama tim sudah merancang program kemitraan dengan berbagai pihak untuk memberdayakan alat yang nantinya dapat menjadi solusi atas naiknya air laut ke pemukiman warga.
“Seperti yang kita temukan dalam riset bersama tim, bahwa ini adalah salah satu masalah yang sering melanda daerah pesisir setiap kali musim hujan. Kami sudah menghubungi pihak-pihak terkait untuk diajak bekerjasama, guna memberdayakan alat dengan fungsi mencegah erosi dan abrasi pantai. Insyaallah, ini akan segera teratasi,” ungkapnya.
Ahda juga menambahkan, bila masalah ini bisa segera diatasi, masyarakat dapat lebih fokus mengembangkan ekonomi mandiri di bidang kelautan. Seperti yang selama ini sudah dilakukan oleh masyarakat di pesisir Ampenan. Dan seiring dengan itu, program ekonomi berbasis lingkungan akan membantu pengoptimalannya.
“Kita harus segera mengatasi masalah ini dengan pengerjaan yang serius dan mendalam. Sehingga kalau sudah beres, masyarakat bisa lebih fokus mengembangkan kehidupan ekonominya, ” ujarnya.