Lombok Utara (Inside Lombok) – Belakangan ini ramai kabar bahwa Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU), Djohan Sjamsu yang sekaligus menjabat Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KLU tidak dianggap oleh partainya sendiri. Hal itu lantaran ada kabar di internal PKB KLU terbelah soal dukungan pilkada KLU 2024, di mana Djohan menginginkan anaknya Kusmalahadi Syamsuri menjadi calon bupati, sementara Sekretaris DPC PKB KLU, Ada Malik menginginkan TGH Lalu Muchsin Effendi dan DPP justru mendukung Muchsin maju.
“Saya sampai hari ini masih menjadi ketua. Saya sebagai ketua PKB bangga, sudah menghasilkan 6 kursi di DPRD, kalau saya tidak dianggap kerja, ya bohong itu,” tegas Djohan usai rapat paripurna di Kantor DPRD, Senin (10/6).
Diakuinya, sejauh ini Djohan sebagai ketua sudah mendapatkan 6 kursi di DPRD KLU. Artinya hal tersebut menunjukkan kinerjanya pada partai sangat baik. Bahkan jumlah tersebut menurut undang-undang sudah 20 persen kekuatannya di DPRD dan boleh tidak berkoalisi. Tetapi DPP tetap menginginkan ada koalisi. “Saya dinilai tidak pernah mengurus partai, padahal 6 kursi siapa yang bisa memasukkan di DPRD itu,” ucapnya.
Pada pilkada KLU 2024 ini ada beberapa calon yang nampaknya akan maju sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati. Beberapa diantaranya sudah mendeklarasikan dengan pasangan mereka yang siap maju di pilbup KLU 2024.
Bahkan Kusmalahadi terlihat maju bersama Najmul Akhyar. Di mana Najmul maju sebagai bakal calon (bacalon) bupati dan Kusmalahadi sebagai wakil. Pasangan bacalon ini mendapat dukungan dari Djohan untuk menang pada Pilbup KLU 2024.
“Tentu cari calon yang paling pas. Apa yang kita kerjakan hari ini, yang bisa melanjutkan apa yang kami kerjakan sekarang. Jangan pembangunan daerah ini stagnan gara-gara pemberhentian saya, harus jalan semua,” demikian. (dpi)