Mataram (Inside Lombok) – Analis Komunikasi Politik sekaligus pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio menilai NTB memiliki tradisi pembangunan yang berkelanjutan. Menurutnya, tradisi itu seharusnya tidak diubah demi NTB yang semakin maju ke depannya.
“Pemimpin NTB itu seharusnya tidak diganti di tengah jalan. Kalau diganti lagi, jadi mundur lagi pembangunannya,” kata Hensat, sapaan akrabnya, pada awak media. Ia mencontohkan kepemimpinan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi selama dua periode menjadi Gubernur NTB menghasilkan pembangunan yang signifikan.
Karena itu, lanjut Hensat, Zulkieflimansyah sebagai petahana di pilkada NTB tahun ini juga perlu menjabat dua periode jika melihat tradisi pembangunan di NTB. “NTB sudah menjelma sebagai salah satu provinsi yang pembangunannya masif dan berskala internasional, termasuk Sirkuit Mandalika di Lombok dan Universitas Teknologi Sumbawa, semua itu berhasil karena kepemimpinan yang keberlanjutan,” ungkapnya.
“Kalau kemudian ditanya pemimpin yang segaris dengan garis kepemimpinan Prabowo Subianto, melanjutkan pembangunan di NTB apa lagi dengan dukungan TGB Zainul Majdi, maka seharusnya warga NTB satu suara melanjutkan kepemimpinan Zulkieflimansyah,” lanjutnya.
Hensat pun menyoroti isu-isu pribadi Zulkieflimansyah kini berhembus menjadi pembicaraan negatif masyarakat selama kampanye ini. Menurutnya, isu-isu tersebut dikeluarkan oleh pihak-pihak yang tak ingin Zulkieflimansyah yang melanjutkan pembangunan di NTB.
“Isu-isu pribadi itu sebetulnya tak ada hubungannya dengan pembangunan NTB, jadi isu itu tak hanya merugikan Zul, tapi juga merugikan masyarakat NTB baik di Lombok maupun di Sumbawa,” kata Hensat. Menurutnya, hasil pembangunan NTB ke depan sangat tergantung pada hasil pilkada mendatang. “Kalau saya melihatnya orang yang akan dipercaya Prabowo untuk melanjutkan pembangunan itu ya Zulkieflimansyah,” pungkasnya. (r)