Lombok Barat (Inside Lombok) – Kendati belum menggelar deklarasi resmi, pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Lobar, Lalu Ahmad Zaini atau LAZ dan Nurul Adha (Laz-Adha) sudah mulai memaparkan program unggulan yang akan direalisasikannya jika terpilih nanti. Diantaranya, program Rp1 miliar untuk satu desa per tahunnya.
LAZ menyebut bahwa pihaknya telah menyusun program yang diberi nama “Sejahtera dari Desa”. Program itu, disebutnya akan mengucurkan anggaran mencapai Rp1 miliar untuk masing-masing desa dalam satu tahun, dengan harapan dapat memajukan desa-desa yang ada di Lobar. “Itu sudah sangat rasional misalnya Rp1 miliar per-desa,” sebut pria yang saat ini masih menjabat sebagai Dirut PDAM Giri Menang ini.
Dia menilai bahwa permasalahan yang ada di Lobar dimulai dari tingkat yang paling dasar, yakni desa. Sehingga kata dia, dalam lima tahun ke depan perlu adanya program-program yang dapat mensejahterakan desa. Bahkan dirinya menyoroti Gerung sebagai ibu kota kabupaten Lobar. Yang kondisinya menurut dia justru sama dengan desa-desa lainnya.
“Mohon maaf, belum ada yang pantas disebut ibu kota. Karena antara Gerung dan desa yang lain hampir sama posisinya,” kritiknya. Sehingga jika terpilih nanti, pihaknya bertekad untuk menjadikan desa-desa di Lobar menjadi desa yang sejahtera. Kemudian mewujudkan Kota Gerung sebagai Ibu kota Kabupaten yang maju. “Sebagai bukti bahwa kami sangat serius membangun Lombok Barat,” imbuhnya.
Terkait nantinya bagaimana realisasi dari program Rp1 miliar satu desa tersebut, sekaligus untuk mematahkan stigma masyarakat bahwa pejabat hanya bisa mengumbar janji. Pihaknya akan membuat kontrak politik dengan tandatangan di atas materai. Dalam hal ini, masyarakat disebutnya juga berhak untuk menuntut balik dan mengoreksi terkait komitmen pasangan tersebut dalam menjalankan programnya nanti.
Sementara itu, bakal calon wakilnya dalam Pilkada nanti, Nurul Adha mengaku bahwa dengan pengalaman yang dimilikinya selama duduk menjadi anggota legislatif di DPRD Lobar hingga saat ini, membuatnya cukup memahami kondisi fiskal daerah. Mulai dari berbagai macam potensi PAD yang belum tergarap maksimal, hingga PAD yang tak kunjung meningkat.
“Oleh karenanya saya merasa terpanggil setelah melakukan istikharah, dan konsultasi dengan guru dan semuanya saat ditunjuk oleh partai. Dan siap untuk maju (Pilkada Lobar 2024),” tutur perempuan yang akrab disapa Umi Nurul ini.
Dia merasa bahwa masyarakat Lobar membutuhkan pemimpin yang memahami masyarakat, memahami potensi daerah, dan memiliki keberanian dalam mengambil keputusan. Satu contoh yang disorotinya, saat Pemda Lobar dalam masa krisis akibat covid 19, saat itu, kata dia, Pemda justru malah mengambil keputusan dengan membeli lahan seharga Rp30 miliar. “Padahal sampai sekarang tanah itu dianggurin dan belum diapa-apakan,” ketus politisi perempuan asal Kediri ini. (yud)