Mataram (Inside Lombok) – Debat perdana calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Mataram telah berakhir. Penampilan H Mohan Roliskana-TGH Mujiburrahman (HARUM) dinilai oleh tim pemenangan sudah sesuai ekspektasi.
“Pak Mohan dan Tuan Guru Mujib tampil sesuai dengan harapan kita semua. Menghadirkan kondisi riil yang dihadapi Kota Mataram satu periode kepemimpinan mendatang,” kata Juru Bicara Pemenangan HARUM H Firad Pariska dalam siaran pers yang diterima Inside Lombok, Jumat (30/10/2020).
Dijelaskan, di awal pemaparan visi dan misi HARUM telah menyampaikan sepuluh program unggulan. Langkah tersebut tetap memerhatikan kondisi saat ini, di mana Indonesia tengah menghadapi bencana non alam yaitu covid-19.
“Aspek menjaga kesehatan serta pencegahan menjadi langkah utama bagi HARUM,” sambungnya.
Pasangan nomor urut satu ini, kata Firad, memaparkan beragam persoalan disertai dengan solusi. Itu terlihat ketika tanya jawab dengan pasangan calon lain. Diawali ketika Calon Wakil Wali Kota Mataram TGH Mujiburrahman menanyakan posisi warga Kota Mataram ditengah gempita event Moto GP tahun depan.
“Kota Mataram ini secara infrastruktur maupun SDM begitu siap. Seperti Pak Mohan sampaikan tidak sekadar jadi penonton, sanggup mengisi peluang tersebut,” bebernya.
Untuk itu, tambah Firad, selain menyiapkan SDM yang kompetitif, Kota Mataram harus bersolek. Pelaku usaha kecil menengah dan mikro harus mendapat pendampingan.
“Begitu banyak tamu yang nanti akan ada di Kota Mataram. Ingat, event Moto GP ini ratusan ribu orang akan terlibat,” imbuhnya.
Tentu saja menurut ayah dua anak ini, segala penyiapan SDM maupun infrastruktur tidak sekadar menunjang Moto GP. Lebih luas, tentu mendukung kegiatan-kegiatan besar baik regional maupun nasional yang digelar di ibukota NTB.
“Di panggung HARUM menjabarkan secara teknis, termasuk peluang 16 bidang kerja baru yang muncul ditengah kondisi seperti saat ini,” ucapnya.
Lebih jauh, penampilan HARUM kian berbobot ketika tanya jawab mengenai kemandirian fiskal. Intensifikasi pajak maupun ekstensifikasi pajak dijabarkan beserta operasionalnya.
“Memaksimalkan yang sudah ada, termasuk mengantisipasi kebocoran. Hal lain, semangat filantropi melalui kedermawanan itu menarik,” tandasnya.
Firad menyebut, Calon Wakil Wali Kota Mataram TGH Mujib menjabarkan secara teknis mengenai semangat kedermawanan ini ketika membentuk Baitul Askiya. Warga kota yang memiliki harta lebih ikut berpartisipasi dalam sektor pendidikan, kesehatan, maupun kemiskinan.
“Ini langkah maju, kompleksitas wilayah perkotaan dipikirkan bersama. Mengajak partisipasi. Seperti Tuan Guru Mujib sampaikan bila proses sumbangan publik ini lebih cepat disalurkan ketimbang memakai dana APBD,” urainya.
Firad menyadari, penampilan HARUM paling mendapat sorotan mengingat Calon Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana sebelumnya merupakan Wakil Wali Kota Mataram dua periode, sementara wakilnya adalah anggota DPRD Kota Mataram tiga periode.
“Jadi ketika memaparkan tentu menyajikan masalah kemudian baru solusi. Karena beliau berdua mengetahui kondisi secara makro dan mikro,” bebernya.
Ia yakin, penampilan HARUM pada debat perdana kian memantapkan dukungan dari warga kota khususnya pemilih rasional. Semua yang disampaikan bukan hal-hal utopis diatas panggung. Secara rigid ada data, ada masalah, dan ada solusi.
“Komentar dan penilaian publik yang kami terima Alhamdulillah positif. Insya Alloh, penonton semua bisa menilai kualitas para calon,” tutupnya.