Lombok Barat (Inside Lombok) – Agil, Petugas Promosi Kesehatan (Promkes) di Puskesmas Rarang, Lombok Timur punya inovasinya sendiri untuk bidang kesehatan. Pria asal Sumbawa itu mencoba mengembangkan literasi kesehatan berbasis digital bagi masyarakat NTB, khususnya di sekitar puskesmas. Inovasi tersebut berupaya memberikan informasi tentang kesehatan dengan mudah kepada masyarakat melalui media sosial.
Saat ditemui di kantornya, Agil menceritakan mengapa ia menggerakkan inovasi tersebut, karena melihat banyaknya masyarakat sekitar Puskesmas Rarang kesulitan mengakses informasi tentang literasi kesehatan. Terlebih akses masyarakat untuk datang ke puskesmas masih ada yang cukup jauh.
“Dengan tugas saya ini memberikan informasi, saya lihat apa sih informasi yang gampang diakses oleh masyarakat. Akhirnya saya bentuklah sumber literasi ini melalui media sosial, instagram, podcast, dan tiktok. Seiring literasi ini meningkat,” ungkap Agil, Kamis (22/6).
Sumber literasi kesehatan yang disebar melalui media sosial tersebut adalah konten-konten yang dibuat Agil tentang kesehatan. Sehingga masyarakat lebih mudah dalam mengakses informasi apa saja.
“Misalnya mau tanya-tanya tentang kesehatan mudah, semua ada di media sosial kami. Sehingga harapannya masyarakat itu mau mencari pertolongan kesehatan, mau merubah perilakunya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dengan harapan marwah dari puskesmas ini adalah ingin kembali ke upaya pencegahan, sehingga masyarakat tidak lagi berobat atau pengobatan, dengan harapan masyarakat bisa mencegahnya dengan memberikan informasi seputar kesehatan. Kendati, inovasi yang digagas oleh Agil ini tidak begitu saja diterapkan. Namun telah dilakukan pengujian, apakah bisa diterapkan atau tidak
“Saya pun menguji dengan karya ilmiah, saya datangkan responden sebanyak 160 orang saya uji. Saya tanya mereka apakah mereka memiliki media sosial, media sosial apa yang mereka miliki,” katanya.
Sampai akhirnya hasil dari uji karya ilmiah tersebut menyebutkan cocok, jika pengembangan literasi kesehatan ini diadakan atau diterapkan di wilayah kerjanya di Puskesmas Rarang. Tak sampai di situ, ia kembali melakukan uji inovasi tersebut untuk mengetahui apakah benar ada perubahan prilaku atau tidak di masyarakat.
“Saya uji kepada pasien yang tuberkulosis (TBC) ini, kemudian saya berikan kuesioner ke 25 responden. Ternyata mereka familiar dengan media sosial dan alhamdulillah 85 persen teredukasi dengan adanya inovasi ini,” terangnya.
Diharapkan dengan inovasi ini semua masyarakat bisa teredukasi dan mudah mengakses literasi kesehatan. Apalagi NTB pernag mencetus posyandu keluarga. Di mana ini merupakan program kesehatan yang sangat sukses. “Dengan inovasi ini saya berharap NTB ini menjadi pioner digital health literasi di Indonesia,” imbuhnya.
Dikatakan, ia ingin dengan literasi kesehatan berbasis digital maka dapat meningkatkan kemampuan masyarakat mengakses digital health. Di mana mereka bisa mendapatkan informasi dengan hiburan. “Bisa masyarakat bertanya, tapi kami lebih kepada memberikan edukasi dan tips. Misalnya pencegahan terhadap TB dan penyakit di musim pancaroba,” ujarnya.
Lantaran inovasi tersebut mengantarkan Agil menjadi nakes teladan. Bahkan dirinya menjadi perwakilan dari NTB dalam mengikuti lomba nakes teladan tingkat nasional. Karena sebelumnya dirinya masuk dalam juara nakes teladan tingkat kabupaten/kota.
“Sekarang sudah tembus nasional untuk mewakili NTB dengan inovasi tersebut. Nakes teladan ini merupakan program pemerintah pusat, setiap tahun memang ada. Kita diminta siapkan inovasi yang nanti itu dinilai,” jelasnya.
Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan kembali memberikan penghargaan tingkat nasional bagi tenaga kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Penghargaan diberikan kepada para tenaga kesehatan yang memiliki pengabdian, prestasi kerja, dan/atau inovasi dalam bidang kesehatan. Sasaran penerima penghargaan adalah tenaga kesehatan Puskesmas, Rumah Sakit milik Kementerian Kesehatan dan Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten/Kota/Provinsi. (dpi)