Lombok Timur (Inside Lombok) – Dua siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Lombok Timur (Lotim) yakni Ahmad Giroh Haroki dan Iza Aninditia Rizwandi Rizki, menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Lewat inovasi robotik bernama “Amanda”, keduanya berhasil lolos dari babak final nasional dengan menyabet peringkat ketiga dalam ajang Robotik Nasional yang diselenggarakan oleh Kosmi Robotics di Bogor, Jawa Barat. Kompetisi ini diikuti oleh lebih dari 300 tim dari berbagai daerah di Indonesia.
Setelah menorehkan prestasi dalam ajang nasional, kedua siswa pencipta robot pendeteksi kesehatan dan stunting tersebut akan mengikuti ajang robotik internasional di Singapura pada bulan Juni 2025.
Robot Amanda memiliki kemampuan untuk mendeteksi berat badan dan menganalisis potensi stunting serta obesitas. Ahmad Giroh Haroki mengungkapkan bahwa ketertarikannya pada dunia robotik berawal dari minatnya pada pemrograman, yang kemudian berkembang menjadi fokus pada teknologi berbasis Arduino dan mikrokontroler.
“Awalnya belajar programming, tapi lama-kelamaan tertarik ke robotik. Saya belajar setiap hari Sabtu di sekolah. Ketika mendengar ada lomba dari Abak Akademi, saya langsung tertarik ikut,” ujarnya saat ditemui di sekolah, Rabu (21/5/2025).
Dalam kompetisi tersebut, Ahmad tergabung dalam dua tim, namun hanya satu tim yang berhasil melaju ke babak final nasional di IPB Bogor. Robot Amanda, hasil kolaborasi mereka berdua, lahir dari pengembangan ide sederhana, namun memiliki fungsi yang penting dalam dunia kesehatan.
Dengan memanfaatkan sensor ultrasonik yang diarahkan ke bagian kepala pengguna, robot ini mampu mendeteksi indikator berat badan dan tinggi badan, yang kemudian diolah oleh sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk menentukan kemungkinan obesitas atau stunting.
Meski menggunakan bahan sederhana seperti kardus dan triplek sebagai bodi, Amanda merupakan robot pertama yang mereka rancang dan langsung berhasil menembus babak final dan meraih juara ketiga. Mereka mengaku menghadapi berbagai kendala teknis, terutama dalam hal pemrograman, namun berhasil mengatasinya dengan bantuan AI.
“Sebenarnya kami juga ingin menambahkan fitur pendeteksi detak jantung agar bisa menjadi indikator tambahan untuk menganalisis penyakit lain, sebelum pengguna melakukan konsultasi ke dokter,” tambah Ahmad.
Kepala MAN Lombok Timur, M. Nurul Wathoni, menyampaikan apresiasinya atas capaian tersebut. Ia berharap keberhasilan ini dapat memotivasi siswa lain untuk terus berinovasi dan berprestasi di berbagai bidang.
Sementara untuk pemberangkatan lomba ke Singapura, pihak sekolah telah menyiapkan kebutuhan mereka mulai dari paspor hingga hal lain untuk keberangkatannya. Semua biaya ditanggung oleh sekolah dan ada juga support dari pemda Lombok Timur serta orang tua peserta. “Semoga dua siswa ini menjadi motivasi untuk teman-temannya agar terus berprestasi dan mengembangkan bakatnya,” pungkasnya. (den)