Lombok Timur (Inside Lombok) – Kedatangan Romi Humadri, pemain Timnas Futsal Indonesia ke kampung halamannya yakni Desa Selagik, Kecamatan Terara, Lombok Timur (Lotim) diiringi tangis haru dan sedih dari sejumlah masyarakat. Hal itu dikarenakan momen yang sangat langka tak dapat disaksikan oleh ibundanya, karena sudah lebih dahulu menghadap sang khalik di tengah perjuangan Romi mewujudkan mimpinya menjadi seorang pemain timnas.
Romi tiba di Desa Selagik dikawal oleh kepolisian, Askab Futsal, Dispora dan pihak keluarganya dari bandara. Sesampainya di Selagik, ia langsung disambut dengan yel-yel oleh rekan dan sahabatnya untuk memberikan semangat dan apresiasi kepada Romi atas raihan prestasi yang diraihnya.
Tak hanya itu, pelukan hangat diiringi tangisan haru dan sedih dari para ibu-ibu yang mengetahui perjuangannya menjadi pengiring langkahnya menuju kantor desa setempat. Hal itu dikarenakan Romi yang diketahui oleh orang sekitarnya sebagai anak yang dimanjakan oleh ibunya, kini harus tiba di rumah tanpa mendengar dan melihat lagi sosok ibunya.
Romi menuturkan memang sejak dari kecil ia selalu dimanjakan oleh orang tuanya, termasuk ibunya sendiri. Bahkan hingga ibunya menutup mata, ia tak pernah jauh darinya hingga keluar daerah. “Memang saya selalu dimanja sama ibu, saya juga tidak pernah jauh darinya sampai ke luar pulau atau luar negeri,” ucapnya.
Kabar duka menyelimuti Romi pada saat ia pemusatan latihan untuk persiapan PON Papua, pada waktu itu ia menerima telepon dari kakaknya bahwa ibu mereka telah menghembuskan nafas terakhirnya. Hal itu membuat Romu sangat terpukul karena tak dapat membersamainya di detik-detik akhir menutup mata.
“Waktu itu 3 bulan sebelum PON Papua, saya ditelepon oleh kakak saya pada saat saya lagi di Mataram bahwa ibu meninggal dunia. Saya kaget soalnya tidak ada kabar kalau ibu lagi sakit, tiba-tiba mendapat kabar meninggal dunia,” jelasnya.
Meski dalam kondisi berkabung, Romi tetap ingin mempersembahkan yang terbaik untuk almarhumah ibunya. Di mana pada saat PON Papua ia membuktikan dirinya menjadi pencetak gol terbanyak (Top Score) pada ajang tersebut dan membawa NTB menyabet medali perunggu. “Rasa duka itu coba saya lawan dengan semangat juang untuk almarhumah ibu, sama membuktikan bahwa saya bisa,” ujarnya.
Romi yang berkarir di ajang futsal profesional Indonesia mendedikasikan setiap pertandingan, setiap gelar, dan setiap golnya untuk orang tuanya khususnya sang ibu. Bahkan pada saat momen perayaan juara, ia berpose bersama dengan foto ibunya yang dipamerkan melalui ponsel miliknya.
“Jujur saya terharu dengan penyambutan masyarakat Selagik, tapi saya sedih juga tak dapat melihat senyum penyambutan dari ibu atas raihan ini. Pasti semoga almarhumah bangga dengan prestasi ini,” katanya.
Saudara Romi yakni Roli Humadri mengakui bahwa Romi memang sejak kecil menjadi anak yang sangat dimanja oleh orang tuanya. Sebab, kelahirannya di tengah-tengah keluarga menjadi berkah tersendiri yang mampu menaikkan derajat dan perekonomian orang tuanya.
“Iya saya tau itu, memang Romi ini anak yang paling dimanja oleh ibu. Karena lahirnya dia dipercaya membawa berkah, dan usaha bapak waktu itu mulai berkembang,” ucapnya, Rabu (13/11/2024).
Romi dikenal oleh kakaknya sebagai seorang yang keras kepala, apapun keinginannya selalu ia tempuh meski ada larangan dari orang tuanya. Bahkan sempat ada larangan untuk tidak main futsal atau sepak bola agar ia tetap dalam kondisi baik-baik saja supaya proses pendaftaran menjadi anggota polisi berjalan dengan lancar.
“Romi orangnya keras kepala tapi dimanja. Ia sebelum menjadi pemain futsal, terlebih dahulu melamar menjadi anggota polisi sebanyak dua kali tapi gagal. Tapi mungkin ini jalan yang sudah disiapkan oleh yang kuasa,” paparnya.
Setelah kepergian sang ibu, Roli mengambil peran untuk menjadi seorang ibu sekaligus kakak bagi Romi yang selalu ada di setiap momennya dan menjadi orang yang selalu siap mendengarkan segala bentuk isi hati adiknya. Tentu kehilangan seorang ibu atau salah satu di antara keduanya hilang lebih dulu, ibarat burung yang terbang dengan mengandalkan sebelah sayapnya saja.
Roli juga tak mampu menceritakan situasi saat ini, di mana ia sangat bersyukur atas prestasi adiknya yang sangat membanggakan bisa membawa Indonesia juara, tapi juga merasa sangat sedih bahwa kebahagiaan mereka terasa tidak lengkap tanpa kehadiran seorang ibu di tengah-tengah mereka. “Melihat situasi saat ini tanpa disambut oleh seorang ibu, tentu sangat sedih sekali dan tak bisa saya ceritakan,” pungkasnya.
Pada postingan terbarunya di instagram, Romi memperlihatkan bahwa ia sedang berkunjung ke makam ibunya sekaligus memberikan doa dan memberitahukan bahwa anaknya sudah mampu membawa nama baik keluarga, dan memastikan dirinya tetap baik-baiknya serta menjalankan pesan terakhir yang diterimanya sebelum ibunya meninggal. (den)