Mataram (Inside Lombok) – Kota Mataram Nusa Tenggara Barat akan mempunyai ekowisata baru pelepasan anak penyu atau tukik di Pantai Mapak Indah, Mataram.
Ketua Komunitas Pecinta Penyu Mapak (KP2M), Haji Awan, di Mataram, Selasa, mengatakan Mataram sudah mempunyai tempat penangkaran penyu dan sedang mencoba mengubah pola pikir masyarakat untuk memadukannya dengan wisata, pariwisatanya kita tumbuh kembangkan dengan ikon pelepasan anak penyu.
“Pelepasan anak penyu itu sendiri melalui sistem adopsi, begitu ada orang yang mengadopsi mereka harus ada partisipasi berbentuk donasi dan sebagai imbalannya kita memberikan semacam sertifikat, tanda bahwa mereka peduli,” katanya.
Ia menambahkan, pada 2016 dirinya berinisiatif mengajak masyarakat untuk membuat kelompok ini, sebagai upaya untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat terhadap kelestarian penyu tersebut salah satunya melalui ekowisata ini.
“Kita mengedukasi masyarakat sekitar di sini untuk mengurangi kegiatan wisata yang berpotensi mengundang keramaian, yang hanya akan menimbulkan banyak sampah,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan terlebih Kota Mataram sendiri belum mempunyai jenis pariwisata yang seperti ini.
“Daripada uang para pengunjung tersebut dipergunakan untuk membeli makanan saja, lebih baik kita arahkan mereka untuk berdonasi dengan melepaskan anak penyu ke habitatnya di laut,” katanya.
“Ke depannya kita akan melakukan kerja sama dengan beberapa instansi pendidikan untuk lebih memperkenalkan tentang wisata ini serta memberikan pengetahuan terkait dengan penyu,” katanya.
Mataram akan Punya Ekowisata Pelepasan Anak Penyu
Mataram (Inside Lombok) – Kota Mataram Nusa Tenggara Barat akan mempunyai ekowisata baru pelepasan anak penyu atau tukik di Pantai Mapak Indah, Mataram.
Ketua Komunitas Pecinta Penyu Mapak (KP2M), Haji Awan, di Mataram, Selasa, mengatakan Mataram sudah mempunyai tempat penangkaran penyu dan sedang mencoba mengubah pola pikir masyarakat untuk memadukannya dengan wisata, pariwisatanya kita tumbuh kembangkan dengan ikon pelepasan anak penyu.
“Pelepasan anak penyu itu sendiri melalui sistem adopsi, begitu ada orang yang mengadopsi mereka harus ada partisipasi berbentuk donasi dan sebagai imbalannya kita memberikan semacam sertifikat, tanda bahwa mereka peduli,” katanya.
Ia menambahkan, pada 2016 dirinya berinisiatif mengajak masyarakat untuk membuat kelompok ini, sebagai upaya untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat terhadap kelestarian penyu tersebut salah satunya melalui ekowisata ini.
“Kita mengedukasi masyarakat sekitar di sini untuk mengurangi kegiatan wisata yang berpotensi mengundang keramaian, yang hanya akan menimbulkan banyak sampah,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan terlebih Kota Mataram sendiri belum mempunyai jenis pariwisata yang seperti ini.
“Daripada uang para pengunjung tersebut dipergunakan untuk membeli makanan saja, lebih baik kita arahkan mereka untuk berdonasi dengan melepaskan anak penyu ke habitatnya di laut,” katanya.
“Ke depannya kita akan melakukan kerja sama dengan beberapa instansi pendidikan untuk lebih memperkenalkan tentang wisata ini serta memberikan pengetahuan terkait dengan penyu,” katanya.
Dia berharap kepada dinas terkait untuk memberikan lahan milik pemerintah provinsi yang berdekatan dengan penangkaran telur penyu, untuk di kelola menjadi tempat penangkaran telur penyu yang lebih luas, terlebih sekarang kita mempunyai sekitar 1.900 telur penyu yang siap menetas. (Ant)
Dia berharap kepada dinas terkait untuk memberikan lahan milik pemerintah provinsi yang berdekatan dengan penangkaran telur penyu, untuk di kelola menjadi tempat penangkaran telur penyu yang lebih luas, terlebih sekarang kita mempunyai sekitar 1.900 telur penyu yang siap menetas. (Ant)