31.5 C
Mataram
Senin, 22 Desember 2025
BerandaDaerahNTBMuseum Tematik NTB Disiapkan Jadi Pusat Pengetahuan, Riset, dan Budaya Lokal

Museum Tematik NTB Disiapkan Jadi Pusat Pengetahuan, Riset, dan Budaya Lokal

Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Provinsi NTB tengah mempersiapkan pembangunan museum tematik sebagai bagian dari rencana jangka menengah pengembangan kebudayaan daerah yang akan dimasukkan dalam RPJMD 2025–2029. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan pusat budaya yang dinamis, kontekstual, dan selaras dengan kebutuhan zaman.

Menurut Chairul Mahsul dari Tim Percepatan Pemprov NTB, pembangunan museum tematik menjadi salah satu program utama lima tahun mendatang. Konsep tersebut telah dimasukkan dalam kerangka strategis dan disertifikasi sebagai bagian dari arah kebijakan pemerintah daerah. “Konsep ini sudah masuk ke dalam kegiatan strategis yang disertifikasi. Ini langkah nyata dalam mewujudkan museum tematik dalam RPJMD 2025-2029,” ujarnya dalam FGD pembentukan museum tematik NTB di Museum NTB, Senin (4/8).

Gagasan ini terinspirasi dari pengalaman Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, saat melakukan lawatan ke luar negeri, di mana museum tidak hanya berfungsi sebagai tempat pameran, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran dan penelitian. “Pak Gubernur ingin NTB punya museum yang hidup dan menarik, seperti yang beliau temui di luar negeri, tempat riset, mengenal budaya lokal, dan pusat edukasi wisatawan,” tambah Chairul.

Museum yang akan dibangun nantinya tidak hanya berisi koleksi sejarah, tapi juga difungsikan sebagai ruang belajar dan pusat data budaya yang bisa dimanfaatkan oleh pelajar, peneliti, maupun masyarakat umum. Ini akan menjadi sarana literasi budaya yang terbuka bagi semua kalangan.“Selain jadi tempat riset, museum ini juga akan jadi sumber edukasi. Jadi orang tidak bingung kemana mencari referensi tentang budaya dan sejarah lokal,” jelasnya.

Alih-alih membangun gedung baru, Pemprov NTB berencana memanfaatkan gedung-gedung pemerintah yang tak lagi dipakai akibat penggabungan OPD. Pendekatan ini dinilai lebih cepat dan selaras dengan konsep tematik yang fleksibel. “Tidak perlu bangun baru. Kita bisa pakai bekas kantor-kantor yang sudah tidak difungsikan karena OPD digabung. Tinggal disesuaikan dengan tema masing-masing,” ujarnya.

Dalam merancang isi dan bentuk museum, Pemprov akan melibatkan akademisi, pelaku seni, budayawan, dan komunitas lokal agar setiap museum benar-benar merefleksikan karakter budaya NTB. Setiap tema akan ditangani oleh pihak yang relevan. “Kita libatkan Dewan Kebudayaan, kampus, seniman, budayawan, dan komunitas sesuai dengan tema. Misalnya, untuk museum gunung api, tentu libatkan ahli geologi,” kata Chairul. Target awal pemerintah adalah mewujudkan dua hingga tiga museum tematik dalam waktu dekat. Semuanya dianggap mewakili identitas budaya lokal yang kuat. “Minimal dua sampai tiga museum mulai dibentuk tahun ini. Seperti museum lontar, manuskrip kuno, dan tenun. Semua punya akar budaya yang dalam,” ungkapnya.

Pembangunan dan pengelolaan museum akan menjadi tanggung jawab Dinas Kebudayaan NTB, sebuah OPD baru yang telah resmi terbentuk dan masuk dalam struktur anggaran daerah tahun ini. “Dinas Kebudayaan NTB akan jadi penanggung jawab utama. Sudah berdiri sebagai dinas baru dan kini menjadi ujung tombak pembangunan budaya daerah,” pungkas Chairul. (gil)

- Advertisement -

Berita Populer