Mataram (Inside Lombok) – PT Pertamina (Persero) mendorong percepatan penambahan dua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, untuk mengatasi kesulitan warga memperoleh bahan bakar minyak.
“Kami mendorong percepatan pembangunan dua SPBU di Kecamatan Pemenang, dan Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara,” kata Sales Executive Retail XI PT Pertamina (Persero), Terminal BBM Ampenan, Sigit Wicaksono, di Mataram, Kamis.
Sigit mengakui bahwa kondisi penyaluran bahan bakar minyak (BBM) untuk SPBU yang sudah ada di Kabupaten Lombok Utara, agak terhambat. Hal itu terjadi karena satu orang pemilik tiga SPBU yang ada di Kecamatan Pemenang, Tanjung, dan Kayangan, mengalami kesulitan modal.
“Pemilik tiga SPBU itu satu orang dan dia kesulitan modal. Makanya, kalau siang hari mengumpulkan hasil penjualan baru melakukan order ke Pertamina. Harusnya, pengusaha itu punya manajemen stok di tiga lini, yakni di SPBU, di perjalanan dan stok dana di bank yang siap pakai untuk order,” ujarnya.
Sigit berharap agar SPBU baru di Kecamatan Pemenang, dan di Kecamatan Gangga, bisa beroperasi pada akhir September 2019, sehingga ketersediaan BBM untuk masyarakat di Kabupaten Lombok Utara tercukupi setiap hari.
Daya tampung tangki penyimpanan bahan bakar minyak jenis premium di SPBU Pemenang sebanyak 1000 ton. Sedangkan jenis pertalite 30 ton, dan jenis pertamax 20 ton. Sementara daya tampung di SPBU Kecamatan Gangga sebanyak 30 ton untuk masing-masing jenis BBM yang akan dijual.
“Dengan adanya tambahan SPBU di Kabupaten Lombok Utara, tentunya ketersediaan bahan bakar minyak di daerah tersebut juga semakin terjaga dan masyarakat lebih mudah memperoleh barang tersebut,” ucap Sigit.
Terkait dengan kuota BBM jenis premium bersubsidi, Sigit menyebutkan jatah untuk Kabupaten Lombok Utara sebanyak 9.490 kiloliter pada 2019. Dari angka tersebut, sudah terealisasi sebanyak 7.264 kiloliter hingga 31 Agustus 2019.
Menurut dia, jatah BBM jenis premium bersubsidi untuk Kabupaten Lombok Utara sudah hampir habis, sedangkan waktu penyaluran masih tersisa empat bulan lagi. Oleh sebab itu, pihaknya akan mengatur volume penyaluran per hari agar sisa kuota bisa sampai akhir Desember 2019.
“Seharusnya disalurkan 30 kiloliter per hari, tapi kita akan mengurangi menjadi 18 kiloliter per hari sampai akhir tahun,” katanya. (Ant)