Mataram (Inside Lombok) – Petugas gabungan masih berjuang memadamkan api yang membakar kawasan hutan di Taman Nasional Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang terjadi sejak Sabtu (19/10), hingga Rabu.
Pelaksana harian Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Dwi Pangestu, di Mataram, Rabu mengatakan, masih ada beberapa titik kawasan hutan yang terbakar, namun tidak sebanyak seperti dua hari lalu dan itu yang sedang dipadamkan oleh tim gabungan.
“Masih ada tim yang melakukan pemadaman dan memantau area yang sudah padam untuk memastikan api tidak menyala lagi,” katanya.
Ia menyebutkan tim gabungan yang melakukan upaya pemadaman berasal dari unsur petugas BTNGR, TNI-Polri, Masyarakat Mitra Polisi Hutan, Masyarakat Peduli Api, dan pemandu wisata gunung (porter-guide).
Upaya pemadaman dilakukan secara manual menggunakan alat penyemprot air, cangkul, dan parang karena topografi area yang terbakar terjal dan curam sehingga sulit dijangkau dan angin bertiup cukup kencang.
Menurut Dwi, area hutan yang terbakar cukup luas dan menyebar di kawasan hutan Gunung Rinjani di Kabupaten Lombok Utara, dan Lombok Timur, sehingga membutuhkan penanganan ekstra.
Upaya pemadaman secara terpadu sudah dibahas dalam rapat koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, Polda NTB, serta lembaga terkait lainnya.
“Rapat koordinasi baru selesai sore ini. Kami membahas upaya pemadaman dan antisipasi potensi kebakaran kembali serta bagaimana menyinkronkan data luas hutan yang terbakar,” ujar Dwi.
Terkait dengan keberadaan para pendaki, Dwi memastikan sudah tidak ada lagi wisatawan yang berada di atas gunung. Semuanya sudah turun dalam keadaan aman.
BTNGR juga sudah menutup seluruh jalur pendakian sejak Minggu (20/10). Hal itu dilakukan untuk menjaga keselamatan para pengunjung dari bahaya kebakaran permukaan atau kobaran api yang membakar rerumputan, alang-alang dan semak-semak yang sudah mengering.
Empat pintu masuk jalur pendakian yang ditutup adalah pintu masuk pendakian Sembalun, dan Timbanuh di Kabupaten Lombok Timur, Aik Berik di Kabupaten Lombok Tengah, dan Senaru di Kabupaten Lombok Utara. (Ant)