Lombok Utara (Inside Lombok) – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Hj. Sitti Rohmi Djalilah meminta para pelaku industri di Gili Trawangan untuk aktif mengolah sampah agar permasalahan sampah yang selama ini ada di pulau itu bisa teratasi.
“Pengelolaan sampah di Gili Trawangan ini harus dilakukan dengan baik, mulai dari hulu ke hilir sehingga keindahan Gili Trawangan tetap terjaga,” ujarnya saat meninjau lahan yang akan dijadikan tempat pengolahan sampah di Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU), Rabu.
Ia mengatakan kampanye yang telah dilakukan oleh pemerintah dan pihak-pihak lainnya terkait pengelolaan sampah tidak boleh sia-sia. Kampanye yang telah dilakukan harus disambut dengan tindakan-tindakan yang nyata dari para pelaku industri di Gili Trawangan.
“Kalau orang lain bisa, ya kita harusnya bisa, apa lagi skopnya Gili Trawangan. Di sini kan lebih banyak pelaku industri daripada masyarakat. Kami minta semua pelaku industri untuk memilah sampah dengan rapi, begitu juga masyarakat,” ujar Umi Rohmi, sapaan akrab Wagub NTB.
Umi Rohmi, menyatakan jika sampah-sampah sudah dipilah dengan rapi, tinggal pengaturan dan tata cara pengangkutannya yang harus dirumuskan.
Untuk itu, ia menekankan para pelaku usaha tidak boleh mengesampingkan masalah sampah di Gili Trawangan tersebut. Menurut dia, pengolahan sampah harus dimasifkan, tidak hanya mengelola sampah anorganik, namun sampah organik juga harus menjadi perhatian dikarenakan jumlah sampah organik tidak kalah banyak dari sampah anorganik.
“Tidak ada yang sulit selama ada kemauan, tinggal kita saja, mau atau tidaknya. Stakeholder terkait tetap rutin duduk bersama untuk membahas permasalahan sampah ini,” katanya.
Berdasarkan data-data yang ada, per tahun tiga gili di Kabupaten Lombok Utara (Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno), mendatangkan ratusan hingga 1 juta wisatawan. Pada April-Juni, hasil perputaran pariwisata menimbun 8 ton sampah per hari. Adapun di musim panas pada Agustus-Oktober, buangan sampah bisa mencapai 15 ton per hari. (Ant)