31.5 C
Mataram
Jumat, 29 November 2024
BerandaBerita UtamaSekolah di NTB Diminta Menerapkan Bebas Sampah

Sekolah di NTB Diminta Menerapkan Bebas Sampah

Lombok Barat (Inside Lombok) – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (Wagub NTB), Hj Sitti Rohmi Djalilah meminta agar sekolah di provinsi itu menciptakan lingkungan yang hijau, bersih dan sehat melalui gerakan “zero waste” atau bebas sampah.

“Lingkungan yang bersih dan hijau akan mendukung suasana belajar yang menyenangkan. Karena dengan kondisi sekolah yang hijau, diharapkan prestasi pelajar semakin meningkat serta menambah jiwa kreativitas serta wirausaha bagi pelajar dalam menghadapi tantangan global,” jelas wagub saat mengahadiri acara launching program sekolah bersih dan sehat melalui kegiatan “zero waste” sekaligus peresmian kegiatan pelaksanaan pendidikan keluarga di SMAN 1 Gerung, Sabtu.

Wagub NTB menjelaskan sekolah itu adalah tempat yang menyenangkan, tempat anak-anak bergembira. Dengan begitu murid dan guru merasa senang dalam menjalankan proses belajar mengajar.

“Salah satu keberhasilan sekolah adalah ketika murid-muridnya senang dan gembira berada di sekolah tersebut,” ujarnya.

Umi Rohmi Sapan aktabnya mengemukakan, sekolah yang bersih dan sehat adalah kebutuhan dan kewajiban, apalagi ditambah dengan keterlibatan keluarga, keduanya harus komplit, harus tetap bersinergi dalam menjaga pendidikan anak.

“Sekolah bersih dan sehat merupakan pondasi untuk mendidik anak yang berkarakter dan berahlak mulia,” ucap dia.

Ia berharap konsep sekolah yang bersih dan sehat dengan melibatkan keluarga mulai diterapkan di seluruh sekolah di NTB tahun ini.

“Tahun 2020 ini target kita seluruh SMA-SMK di NTB harus menjadi sekolah yang bersih dan sehat, dan melibatkan keluarga dalam pendidikan itu sendiri,” ujarnya.

Sementara Ketua TP-PKK Provinsi NTB, Hj Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah yang juga hadir pada kesempatan tersebut menjelaskan tanggung jawab pendidikan pada awal dan akhir adalah tanggung jawab orang tua.Ketika anak-anak sudah disekolahkan, orang tua merasa lepas dalam pendidikan tersebut, padahal tanggung jawab pendidikan tidak pernah bisa putus dalam pelibatan keluarga.

Dalam hal ini, lanjut Bunda Niken paradigma yang benar, keluarga adalah pendidikan dalam sekolah.

“Keluarga dan sekolah harus bisa bersinergi dalam mewujudkan pendidikan yang luar biasa,” ujarnya.

Karena itu, ia berharap hal ini bisa dimulai di seluruh sekolah yang ada di NTB. Dengan keterlibatan sekolah dan orang tua, pihaknya optimis anak-nak muda NTB akan terlahir menjadi generasi yang tangguh.

“Orang tua hebat, orang tua yang terlibat,” ujarnya. (Ant)

- Advertisement -

Berita Populer