Mataram (Inside Lombok) – Pencapaian imunisasi Measles Rubella (MR) untuk menghindari penyakit campak rubella di wilayah NTB masih belum memenuhi target sebesar 95 persen.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi NTB, L. Budarja, SKM., M.Kes, mengatakan bahwa saat ini pencapaian di NTB sudah mencapai 67,3 persen dan berada di peringkat ke-9 terbawah di Indonesia. Masih ada juga beberapa kabupaten yang butuh penanganan lebih masif.
“Kabupaten yang masih merah (di bawah target) itu Lombok Utara, Kota Mataram, Lombok Tengah, dan Lombok Barat. Masih antara 50 sampai 60 persen,” ungkap Budarja, Jumat (7/12/2018).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB, sasaran dan capaian untuk Kabupaten Lombok Barat hanya mencapai 53,21 persen; Lombok Tengah 61,87 persen; Lombok Timur 68,41 persen; Sumbawa 75,01 persen; Dompu 95,62 persen; Bima 86,79 persen; Kabupaten Sumbawa Besar (KSB) 58,73 persen; Lombok Utara 40,73 persen; Mataram 59,71 persen; dan Kota Bima 77,07 persen.
Bahkan perpanjangan waktu sempat dijalankan sebanyak dua kali. Perpanjangan pertama kali ditetapkan sampai tanggal 31 Oktober 2018. Namun, kenyataannya masih belum mencapai target sehingga waktu diperpanjang lagi hingga tanggal 31 Desember 2018 ini.
“Jadi vaksinasi MR ini pernah dilakukan pada bulan Agustus untuk sekolah-sekolah dan juga di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk posyandu pada bulan September,” imbuhnya.
Budarja mengaku yang menjadi kendala utamanya adalah Dinas Kesehatan masih belum sering melakukan sosialisasi vaksinasi MR dan pengenalan ke beberapa sekolah agar para guru paham mengenai hal ini. Selain itu, salah satu kendalanya juga dipicu oleh bencana gempa bumi.
Dalam pertemuan audiensi Dinas Kesehatan dengan Wakil Gubernur Provinsi NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi, pada Jumat pagi (7/12/2018) akan dijadikan sebagai bentuk upaya untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksinasi MR aman.
“Kami tadi bertemu dengan Wagub memberi pernyataan dalam bentuk video bahwa intinya imunisasi campak dan rubella ini aman dan penting bagi anak-anak” terang Busarja.
Pihak Dinas Kesehatan sudah melakukan upaya untuk meyakinkan masyarakat secara menyeluruh dari tingkat provinsi, tingkat kabupaten, bahkan sampai tingkat kecamatan pun sudah berjalan semuanya.
“Hanya saja ada banyak sekali kelompok-kelompok yang masih tidak ingin imunisasi ini berjalan, seperti hoaks yang ada di media sosial,” tukasnya.
Ia menghimbau bagi daerah yang terdampak bencana, wajib melakukan imunisasi campak ini meskipun program imunisasi MR tidak diberlakukan. Imunisasi Campak Rubella ini juga mengutamakan bagi ibu hamil. Jika tidak dilakukan, maka anak akan berisiko terkena campak dan rubella.
“Untuk yang di daerah bencana wajib melakukan imunisasi campak sebab kami khawatirkan akan terjadi kejadian luar biasa (KLB), kalau sudah ada wabah itu bahaya sekali karena cepat menjalar,” jelas Budarja.
Meskipun begitu, Dinas Kesehatan optimistis bisa memenuhi target 95 persen walaupun batas perpanjangan waktu tinggal dua minggu lagi. Maka dari itu, ia memilih Wagub untuk berpatisipasi menyebarluaskan akan pentingnya imunisasi MR ini.
“Kita harapkan bisa cepat memenuhi target, tadi Wagub memberikan pernyataan mengenai imunisasi ini dan kami akan segera viralkan sehingga capaian kita meningkat dengan masif sekali,” pungkasnya. (IL4)