26.5 C
Mataram
Kamis, 28 Maret 2024
BerandaBerita UtamaMasih Tinggi, Angka Putus Sekolah di Lombok Barat

Masih Tinggi, Angka Putus Sekolah di Lombok Barat

Lombok Barat (Inside Lombok)) – Angka putus sekolah di Lombok Barat masih terbilang tinggi. Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat, sebanyak 37 ribu warga Lobar putus sekolah pada tingkat Sekolah Dasar (SD). Mereka saat ini berusia rata-rata 21 tahun.

Kabid Paud dan Pendidikan non Formal (PNF) Dikbud Lobar, Hj Rosdiana belum melakukan pendataan terhadap angka putus sekolah bagi warga yang berusia di bawah 21 tahun.

“Kami tangani melalui kejar paket A,” ujarnya, Jumat (7/12/2018).

Pemkab Lombok Barat baru saja menangani sekitar 8.100 warga melalui paket A. Puluhan ribu lainnya masih belum tertangani.

- Advertisement -

“Tahun lalu, warga yang ikut ujian sebanyak 5000 ribu lebih. Ijazah belum keluar, kemungkinan tahun depan ijazah akan keluar,” ujarnya.

Antusias masyakarat mengikuti progam penyesuaian pendidikan ini terbilang sangat tinggi. Bahkan tercatat dari 37 ribu itu sebanyak 8.100 warga putus sekolah mengikuti kejar paket itu.

Terkait dengan penanganan warga putus sekolah dibawah 21 tahun, Rosdiana mengatakan bahwa hal itu menjadi kewenangan dari pusat. Melalui program Indonesia pintar (PIP), warga yang berusia dibawah 21 tahun akan mengikuti program pendidikan formal di sekolah secara langsung.

Selain itu, terdapat juga progam keaksaraan fungsional (KF). Program ini menyasar warga yang buta aksara di Lobar yang diperkirakan mencapai 1.100 orang. Disamping terdapat juga program keaksaraan usaha mandiri yang setara dengan pendidikan kelas 4 SD. Diikuti sekitar 500 orang.

“Sehingga total untuk program keaksaraan sebanyak 1.600 orang. Sejauh ini belum ada data jumlah warga yang masih buta aksara. Pihak BPS yang berwenang dalam hal pendataan,” lanjutnya.

Persoalan pendidikan non formal seperti kejar paket dan keaksaraan ini harus menjadi perhatian. Sebab persoalan ini menjadi kendala utama dalam perbaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Dikbud sendiri memiliki program pendidikan keluarga masyarakat (PKM). Program ini mengajarkan masyakarat berusaha dan berkompetensi dalam keterampilan yang ada pada masing-masing. Seperti pelatihan menjahit. (IL3)

- Advertisement -

Berita Populer