Lombok Barat (Inside Lombok) – Para remaja putus sekolah, terlantar, dan rawan akan permasalahan sosial yang dibina Balai Sosial Bina Remaja (BSBR) Karya Mandiri di Desa Bengkel, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), menggelar workshop (lokakarya) selama dua hari, mulai Selasa (18/12) hingga Rabu (19/12).
Kepala BSBR Karya Mandiri Wahyu Hidayat mengatakan, lokakarya merupakan kegiatan yang dilakukan setelah selama 11 bulan. Para siswa dibina untuk mengetahui apakah mental terbangun, etika sosial terwujud, dan keterwmpilan yang mereka terima bisa bermanfaat.
Selama lokakarya, para siswa yang belajar otomotif memberikan layanan perbaikan dan cuci sepeda motor secara gratis. Sementara siswa tata rias memberikan pelayanan facial, creambath, dan pijat secara cuma-cuma. Pun dengan siswa tata busana yang siap melalukan permak dan jahit pakaian warga juga secara gratis.
Adapun siswa tata boga membuat jajanan seperti risoles, brownis, bakso, dan mie ayam yang dijual dengan harga murah sebagai wujud pembelajaran bagi mereka berwiraswasta ke depan.
“Mie ayam seharga Rp 5 ribu sebanyak 100 porsi, tapi tidak sampai setengah hari abis. Service motor gratis dan sepuluh warga yang datang pertama pada masing-masing hari mendapatkan ganti oli gratis, setelah service nanti dicuci sampai mengkilap,” ujar Wahyu di BSBR Karya Mandiri, Bengkel, Labuapi, Lombok Barat, Selasa (18/12).
Wahyu menambahkan, para siswa BSBR Karya Mandiri juga menerima reparasi perangkat elektronik seperti pendingin yang sudah rusak, kulkas, hingga dispenser.
“Untuk siswa yang di kelas ada praktek pembuatan kanopi, kalau warga yang ingin libat pembuatan kanopi bisa datang langsung,” kata Wahyu.
Wahyu mengatakan, lokakarya diharapkan membangun keterampilan dan interaksi warga dengan masyarakat agar mereka terbiasa dan mampu mengembangkan keterampilan setelah keluar dari BSBR Karya Mandiri.
Wahyu menjelaskan, setiap tahunnya BSBR Karya Mandiri membina sekira 60 siswa dari berbagai penjuru NTB selama setahun. BSBR Karya Mandiri juga membuka kesempatan bagi remaja dengan kategori terlantar, putus sekolah, miskin, dan rentan permaslahan sosial untuk bergabung untuk tahun ajaran 2019.
“Tahun depan insyaAllah akan bina 120 anak, sebagian besar kuota untuk yang terdampak gempa,” lanjut Wahyu.
Nantinya, 120 siswa akan dibagi menjadi dua tahap. 60 siswa laki-laki akan dibina selama enam bulan sejak Januari hingga Juni, sedangkan 60 siswa perempuan akan dibina sejak Juli hingga Desember.
Pemberian kuota terhadap remaja terdampak gempa merupakan salah satu upaya BSBR Karya Mandiri dalam memperhatikan kondisi para remaja terdampak gempa.
“Alhamdulillah kita sudah lakukan seleksi dengan kuota terbanyak di Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Sumbawa,” kata Wahyu.
Wahyu memiliki harapan agar remaja terdampak gempa yang bergabung dengan BSBR Karya Mandiri bisa segera pulih kondisi mentalnya dan mampu menerima berbagai keterampilan yang diberikan.
“Kita juga akan bina psikologis, daripada mereka jadi pengungsi akan lebih baik di bina di sini, kita harapkan nantinya mereka bisa berguna bagi keluarga dan wilayahnya,” ucap Wahyu.
Salah seorang instruktur teknik las, Supardan, mengatakan lokakarya ini merupakan tugas akhir sebelum siswa terjun ke masyarakat.
“Kita sediakan semua peralatan dan bahan untuk lokakarya ini, kalau ada masyarakat yang mau pesan silakan tinggal datang ke sini,” ujar Supardan saat mendampingi lima siswa membuat kanopi.
Siswa otomotif BSBR Karya Mandiri, Aziz (20), mengaku senang bisa mempraktekkan hasil belajarnya dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitar.
“Alhamdulillah warga merasa puas, kita juga senang mendengarnya. Selama ini kita belajar di sini dan juga sempat magang, hasil pelajaran itu yang kita aplikasikan,”
Warga Bengkel, Labuapi, Agus Riawan (25), sengaja datang ke BSBR Karya Mandiri untuk service dan cuci motor gratis. Dia mengaku senang dengan pelayanan tersebut.
“Puas dengan hasil kerjanya, bagus dan bersih. Harapannya semoga kegiatan seperti ini bisa berlanjut,” ucap Agus.
Rahma, seorang ibu yang berasal dari Mataram usai mendapat pelayanan dari siswa tata rias mengungkapkan kegembiraannya.
“Keren, bagus caranya, seperti sudah telaten dan cekatan dalam bekerja, saya tadi creambath dan facial, bagus sekali seperti di salon rasanya,” kata Rahma.
Kepala Dinas Sosial NTB Ahsanul Khalik mengapresiasi langkah Kepala BSBR Karya Mandiri Wahyu Hidayat yang dinilai memiliki banyak inovasi.
“Di samping mendidik mereka terampil untuk bidang tertentu, binaannya juga betul-betul diberikan pendidikan keagamaan dengan praktik pengamalannya langsung, misalnya berjamaah shalat malam,” kata Ahsanul dalam siaran pers yang diterima Inside Lombok, Selasa (18/12/2018).
Hal ini, ucap Ahsanul, merupakan sesuatu yang harus dikembangkan karena akan menghasilkan anak anak didik yang berkualitas secara fisik dan rohani.
“Sehingga keluar dari BSBR nanti mereka menjadi anak-anak muda yang produktif menjalani kehidupan mereka dan bisa mencari hidup dengan bekal yang mereka dapat dari BSBR,” ujarnya. (IL1)