Lombok Timur (Inside Lombok) – Beberapa hari terakhir Lotim dihebohkan dengan maraknya pernikahan dini yang diduga akibat terlalu panjang libur sekolah. Pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lombok Timur mengatakan, pernikahan dini bukan hanya karena terlalu panjang libur sekolah.
Kepala Dinas DP3AKB Lotim, Asrul Sani mengatakan, pernikahan dini yang terjadi di Lotim bersifat fluktuatif, adapun penyebabnya banyaknya pernikahan dini yang terjadi masih terus didalami oleh pihak DP3AKB.
“Banyak faktor sebenarnya yang mempengaruhi terjadinya pernikahan dini, salah satunya ya mungkin karena libur sekolah. Akan tetapi walaupun sekolah tidak libur panjang, tetap masih ada kasus pernikahan dini,” jelasnya.
Ditambahkan Asrul, perbandingan jumlah kasus pernikahan dini belum bisa dilihat saat ini. Akan tetapi perbandingan kasus antara yang terjadi sekarang dan tahun lalu bisa dilihat pada akhir tahun.
“Gambaran umum tren pernikahan dini fluktuatif, kalau dilihat perbulan bisa saja bulan tertentu naik, turun, atau kosong,” katanya.
Pada tahun 2019 tercatat pernikahan dini mencapai 24 kasus. Ia memprediksi pada tahun ini kemungkinan akan naik pada akhir tahun. Akan tetapi, kasus yang ditangani hanya yang dilaporkan kemungkinan di masyarakat bisa jadi lebih banyak.
“Pada akhir bulan Juli terdapat 14 kasus pernikahan dini, sehingga total kasus pada saat ini mencapai 32 kasus,” ungkapnya.
Kasus pernikahan dini selama ini masih sering terjadi di wilayah Jerowaru. Sehingga, pihak DP3AKB terus melakukan sosialisasi dampak yang diakibatkan dari pernikahan dini, agar kasus tersebut bisa diminimalisir.