Lombok Timur (Inside Lombok) – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ondak Jaya Desa Pringgajurang Utara, Kecamatan Montong Gading, Lombok Timur (Lotim) berhasil ciptakan alat pengolah limbah daun nanas menjadi serat untuk membuat kain yang berdaya jual tinggi.
Kepala Sekolah Ondak Jaya, Muhammad Harmain mengatakan, Berawal dari rasa kepedulian pada lingkungan yang melihat banyaknya limbah daun nanas yang berserakan ketika masa panen nanas dimulai. Untuk itu para siswa SMK tersebut menciptakan inovasi yang bisa mengubah limbah daun nanas menjadi serat.
“Rasa kepedulian lingkungan yang kuat dari para siswa yang membuat terciptanya alat ini,” ucapnya.
Para siswa SMK tersebut baru memproduksi alat sebanyak dua unit. Alat itu berhasil menarik perhatian dari Bank Sampah NTB untuk membelinya dan diberikan kepada petani nanas di wilayah Desa Jurit, Kecamatan Pringgasela, Lotim.
“Kita tidak bisa menciptakan banyak, dikarenakan sumber dana yang kita gunakan dari ana BOS,” katanya.
Harmain berharap agar inovasi siswanya bisa dilirik oleh pemerintah dan bisa diproduksi massal untuk membantu meningkatkan prekonomian serta memaksimalkan limbah daun nanas tersebut.
Selain itu, salah seorang petani nanas, Siti Humaira mengatakan, dengan adanya alat pengolah daun sampah tersebut bisa meningkatkan prekonomian mereka dengan menjual serat hasil limbah dengan harga Rp75.000/kg.
“Harga itu masih dalam percobaan, mungkin kedepan akan naik menjadi Rp.100.000/kg,” ucap Humaira.
Dengan adanya alat tersebut, kini limbah daun nanas sudah bisa dimaksimalkan tanpa ada yang menjadi sampah. Untuk daun nanas yang masih muda biasanya para petani nanas membuatnya menjadi pakan sapi. Sedangkan untuk menciptakan serat yang berkualitas harus menggunakan daun nanas yang sudah tua.
“Sekarang tidak ada lagi limbah daun nanas yang berserakan, semuanya bisa dimaksimalkan,” ucapnya.
Serat yang sudah jadi akan dijual kepada Bank Sampah NTB. Kemudian akan diubah menjadi kain serat daun nanas.