Mataram (Inside Lombok) – Pelajar di propinsi Nusa Tenggara Barat memperoleh bantuan kuota internet sebanyak 170.000 kartu untuk mendukung program Merdeka Belajar Jarak Jauh (MBJJ) dari PT Telkomsel.
Pembelajaran jarak jauh tersebut dapat berjalan lancar dengan dukungan koneksi internet yang stabil, kata Executive Vice President East Area Sales, Adiwinahyu B Sigit, melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Kamis.
“Selama ini yang menjadi keluhan anak-anak peserta didik adalah koneksi internet tidak stabil, sinyal jelek terutama yang berada di wilayah pelosok atau pinggiran kota. Imbasnya, proses belajar mengajar terganggu dan wali murid harus berpikir ulang untuk mendapatkan koneksi internet yang benar-benar bisa diandalkan. Nah, di sini Telkomsel jadi solusi,” katanya.
Sigit menambahkan pihaknya telah menyosialisasikan program MBJJ ke beberapa provinsi di Indonesia, di antaranya NTB, Nusa Tenggara Timur, dan Bali.
Telkomsel telah memberikan 170.000 kartu perdana lengkap dengan paket belajar 10 giga byte (GB) secara gratis untuk anak-anak didik di NTB.
Tidak hanya mendukung program pendidikan jarak jauh yang dicanangkan pemerintah saja, Telkomsel juga peduli terhadap anak-anak didik termasuk yang berada di wilayah pelosok agar bisa menikmati jaringan terluas di seluruh nusantara dan tentunya dengan sinyal terkuat.
“Untuk menjamin jangkauan jaringan, secara khusus kami telah menargetkan penambahan 25 ribu unit BTS berteknologi terdepan yaitu 4G pada 2020. Dari 25 ribu tersebut, hingga Agustus, kami sudah menuntaskan pembangunan sebanyak 21 ribu BTS 4G di Indonesia, yang semua pembangunannya difokuskan menjangkau area residensial,” ucap Sigit.
Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah, mengapresiasi program MBJJ dari Telkomsel, sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan dalam proses daring di masa pandemi COVID-19.
“Karena memang saat ini, kami mencari bagaimana suatu program dapat menyelesaikan masalah, dan itu merupakan salah satu solusi untuk pemerataan akses pendidikan secara daring dalam situasi pandemi COVID-19. Sasaran pertama adalah anak-anak sekolah yang ekonominya menengah ke bawah, supaya apa yang dihajatkan pemerintah itu tepat sasaran,” katanya. (Ant)