Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama para pelaku industri kecil menengah (IKM) menargetkan akan memproduksi sebanyak 1.000 unit sepeda listrik hingga 2021 untuk dipasarkan di dalam dan luar daerah.
“Kami menargetkan memproduksi sebanyak 1.000 unit sepeda listrik hingga 2021. Itu untuk semua merek sepeda listrik hasil produksi IKM binaan,” kata Kepala Dinas Perindustrian NTB, Nuryanti di Mataram, Jumat.
Saat ini, kata dia, sudah ada tiga merek sepeda listrik yang diproduksi dan dikembangkan oleh IKM di NTB, yakni Le-Bui atau Lombok E-Bike Builder, NgebUTS, dan Mbojo Electric Bicycle (Matric B).
Sepeda listrik merek Le-Bui diciptakan oleh salah seorang putra NTB bernama Gede Sukarmati Jaya.
Le-Bui mampu menempuh jarak 30 kilometer (km) per jam karena kemampuan mesin sebesar 350 watt, dan baterai 40 volt.
Nuryanti menambahkan sepeda listrik merek NgebUTS diciptakan oleh civitas Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) berkolaborasi dengan para pelaku IKM lokal. Sepeda listrik tersebut juga bisa menempuh perjalanan hingga 30 km/jam.
Untuk sepeda listrik merek Matric-B diciptakan oleh PT PLN Unit Induk Wilayah NTB berkolaborasi dengan para pelaku IKM lokal dan Dinas Perindustrian NTB.
Matric-B dapat menempuh hingga jarak 60 kilometer. Beratnya juga hanya 35 kilogram dan top speed yang pernah dicapai hingga saat ini adalah 45 km/jam.
“Salah satu dari tiga jenis sepeda listrik tersebut, yakni Le-Bui bisa laku di pasaran Amerika Serikat, dan Australia,” ujarnya.
Ia mengatakan untuk mewujudkan target 1.000 unit sepeda listrik, pihaknya menyiapkan sumber daya manusia IKM, dan memfasilitasi perancang Le-Bui untuk berproduksi menggunakan fasilitas Sains Techno Industrial Park (STIP) Banyumulek di Kabupaten Lombok Barat.
Pemerintah Provinsi NTB juga membantu UTS bersama IKM untuk terus mengembangkan sepeda listrik NgebUTS.
Begitu juga dengan pengembangan sepeda listrik Matric-B. Dinas Perindustrian bersama PLN Unit Induk Wilayah NTB terus berkolaborasi.
“Kami juga mendorong IKM lainnya untuk ikut memproduksi sepeda listrik jenis lainnya agar konsumen bisa banyak pilihan dan ada persaingan dari sisi harga di pasaran,” ucap Nuryanti.
Terkait pemasaran, kata dia, pihaknya juga siap membantu mempromosikan di dalam dan luar daerah. Termasuk memasarkan ke luar negeri secara daring (online).
“Kami juga akan mendorong perbankan untuk bisa memfasilitasi pembelian sepeda listrik secara kredit. Termasuk membiayai modal IKM yang ingin memproduksi. Nanti bisa juga lewat Bank NTB Syariah,” kata Nuryanti. (Ant)