Lombok Timur (Inside Lombok) – Bercocok Tanaman dengan metode Hidroponik tidak harus memiliki Lokasi atau lahan hidroponik yang bagus. Namun bercocok tanam Bisa juga dilakukan dengan memanfaatkan barang-barang bekas dan perabotan rumah tangga yang sudah tidak terpakai
“Awal mula kami melakukan hidroponik ini karena kami terinspirasi dan alternatif karena memang pertanian ini ilmu terapan, jadi kita harus berinovasi,” ucap Hadiatulaeli Selaku marketing Hidroponik Lombok, (19/09) di Dusun Kebon Tatar Kelurahan Kelayu Utara, Kecamatan Selong, Lombok Timur.
Dikatakan Laeli, omset tanaman hidroponik ini dinilai lumayan besar, dalam perharinya ia bisa mendapatkan Rp300.000 hingga Rp400.000 per harinya. Di tengah Pandemi Covid-19 yang melanda saat ini, ia mengaku bahwa peminat tanaman hidroponik bertambah.
Tanaman hidroponik memiliki ciri khas tersendiri dan dinilai memiliki banyak keuntungan. Baik dari sisi media tanam yang tidak menggunakan tanah, cukup menggunakan air yang campurkan dengan nutrisi.
“Jadi hidroponik ini juga bisa menjadi solusi anak-anak muda kita yang mungkin malu ke sawah untuk bercocok tanam,” katanya.
Lanjutnya, peminat tanaman hidroponik di Lotim sendiri saat ini masih kurang. Kedepan ia berharap supaya bisa menarik minat masyarakat untuk mencintai tanaman hidroponik.
Adapun bagi pelajar dan mahasiswa yang ingin lebih jauh mengenal hidroponik dan ingin belajar, pihaknya akan menyiapkan pelatihan-pelatihan.
“Kalau ada masyarakat kita yang ingin lebih jauh mempelajari hidroponik insyaallah kita melayani. Kita juga punya mitra-mitra, di rumah-rumah yang berhidroponik,” ucapnya.
Adapun sampai saat ini, hasil hidroponik miliknya sudah dijual di beberapa daerah, seperti Lombok Barat, Lombok Tengah, Mataram sampai ke Pulau Sumbawa.