Lombok Barat (Inside Lombok) – Pedagang di pasar Gunung Sari mengeluhkan pengelolaan kebersihan di tempat jualannya tersebut. Lantaran kondisi pasar yang saat ini terbilang jorok karena banyak sampah yang berserakan seolah tak terurus.
Para pedagang ini pun mempertanyakan terkait pemanfaatan uang pengelokaan kebersihan yang selalu disetorkan setiap harinya kepada pengelola kebersihan pasar tersebut.
“Padahal kan kita setiap hari sudah mengeluarkan uang kebersihan Rp500, sama uang dudukan (keamanan) Rp2000 setiap harinya, tapi kondisi di pasar kita ini malah begini,” keluh H. Husni Tamrin, salah seorang pedagang di pasar Gunung Sari, Kamis (24/09/2020).
Kondisi ini pun dikeluhkan pedagang karena dirasa dapat membahayakan kesehatan. Terutama terkait sampah menumpuk karena saluran irigasi yang tersumbat.
Ditakutkan justru rawan menyebabkan demam berdarah. Sehingga kondisi tersebut pun dirasa justru jauh dari konsep-konsep pasar tradisional modern bersih yang dicanangkan Pemda.
“Kalau begini bukan sakit corona kita, tapi yang ada kita bisa sakit demam berdarah,” katanya.
Bahkan dirinya mengakui bahwa kadang para pedagang yang ada di pasar tersebut yang berinisiatif untuk gotong royong membersihkan sampah-sampah tersebut.
Tetapi jika dilakukan secara terus menerus, para pedagang ini pun keberatan. Karena mereka sudah membayar uang untuk pengelolaan kebersihan tetapi pihak pengelola seolah tidak bekerja.
Ketika hal tersebut dikonfirmasikan ke Dinas Perdagangan Lobar, diakui oleh Kadis Perindag bahwa setelah pembangunan pasar telah selesai, maka selanjutnya akan lakukan pengelolaan kebersihan oleh Badan Pengelolaan Pendapatan Derah (Bappenda).
“Begitu pasar itu sudah selesai dibangun maka kita serahkan dan bergerak lah Bappenda. Lalu Bappenda lah yang mengelola pasar itu,” kata Kepala Disperindag Lobar, H. Sabidin saat ditemui di kantornya.
Begitu pun terkait kebersihan pasar, lanjut Sabidin, bahwa saat ini hal tersebut pengelolaannya ada di Bappenda.
“Ketika sampah-sampah itu sudah dikumpulkan di TPS, baru kemudian DLH yang akan mengangkutnya,” imbuh Sabidin.
Sehingga penugasan masing-masing OPD yang terkait harus saling melengkapi. Namun, Kadis Perindag ini justru memaklumi kondisi pasar Gunung Sari saat ini, termsuk banyaknya keluhan pedagang.
“Karena pembangunan ini kan terus merayap pelan-pelan, dari gedung satu ke gedung lainnya. Tentu sekali para pedagang ini banyak mengeluh,” sebutnya.
Begitu pun dengan permasalahan sampah karena para pedagang membuang sampah begitu saja di depan lapak jualannya.
Hal tersebut pun juga justru dimaklumi oleh Kadis Perindag tersebut karena beranggapan bahwa saat ini Pasar Gunung Sari masih dalam proses pembangunan.
Sehingga masih banyak hal yang kurang, begitu juga dengan TPS di pasar tersebut yang belum ada.
Dari hasil peninjauan atau Monitoring dan evaluasi (Monev) yang turut dilakukan Sekda Lobar, H. Baehaqi kemarin, bahwa dirinya bersama tim monev memberi masukan supaya lantai pasar tersebut harus selalu dipel setiap hari.
Baik itu pagi sebelum aktivitas di pasar dimulai, dan juga sore hari ketika aktivitas jual beli di pasar tersebut sudah selesai.