Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat menyiapkan anggaran untuk membangun hunian sementara bagi 270 korban kebakaran rumah agar mereka bisa tinggal di tempat layak sebelum musim hujan tiba.
“Kami akan ambilkan dari anggaran insidentil. Pembangunan akan dilakukan dalam waktu dekat. Dananya sebesar Rp10 juta untuk satu unit hunian sementara,” kata Pelaksana Tugas Bupati Lombok Utara Sarifudin ketika meninjau lokasi kebakaran di Dusun Lendang Galuh, Desa Sigar Penjalin, Lombok Utara, Senin.
Ia mengatakan hunian sementara tidak akan dibangun di satu lokasi seperti saat gempa bumi pada 2018. Hal itu untuk mencegah terjadinya penumpukan warga dalam satu tempat.
Sarifudin menambahkan hunian sementara akan dibangun di lahan milik masing-masing kepala keluarga yang menjadi korban kebakaran.
“Musim hujan akan segera tiba, tidak mungkin ratusan jiwa yang menjadi korban tinggal di rumah warga lainnya,” ucap pria yang juga menjabat Wakil Bupati Lombok Utara itu.
Terkait dengan pembangunan rumah permanen, Sarifudin menegaskan bahwa pemerintah daerah tetap memberikan perhatian.
Namun, rencana pembangunan menyesuaikan dengan APBD Tahun Anggaran 2021 yang saat ini sedang dalam proses penyusunan.
“Dari 20 rumah yang terbakar, ada lima unit merupakan rumah tahan gempa. Kami memikirkan juga untuk itu, apakah akan membangun ulang,” ujarnya.
Ia juga mempersilakan lembaga swadaya masyarakat atau organisasi sosial kemanusiaan untuk membantu pembangunan hunian tetap bagi para korban kebakaran.
Namun, harus tetap berkoordinasi dengan dinas terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Lombok Utara.
“Kami berharap dari organisasi nonpemerintahan, tapi kami tidak meminta. Silakan membantu dengan tetap berkoordinasi lewat BPBD dan Dinas Sosial,” katanya.
Kebakaran terjadi di Dusun Lendang Galuh, Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara pada Sabtu (3/10) malam. Dugaan sementara kebakaran terjadi akibat arus pendek listrik di salah satu rumah warga yang pemiliknya sedang tidak berada di tempat.
Kejadian tersebut menyebabkan hangusnya 20 rumah penduduk serta satu mushalla. Selain itu, sedikitnya 101 kepala keluarga yang terdiri atas 270 jiwa terdampak kebakaran harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Dari korban terdampak kebakaran diketahui terdapat juga kelompok rentan yaitu 15 orang lanjut usia, 45 bayi, serta 35 anak. (Ant)