Mataram (Inside Lombok) – Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, berdasarkan data Kamis (21/1-2021) pukul 12.00 Wita, tercatat pasien positif COVID-19 bertambah 24 orang, sehingga total kasus positif COVID-19 secara kumulatif menjadi 1.607 orang.
“Dengan adanya tambahan tersebut, maka jumlah pasien COVID-19 yang masih dalam perawatan menjadi 159 orang. Sedangkan, pasien yang dinyatakan sembuh 1.345 orang dan 103 meninggal dunia,” kata Anggota Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Kamis.
Swandiasa yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram, mengatakan, tambahan pasien COVID-19 yang cukup signifikan tersebut masih merupakan klaster perkantoran dan pelaku perjalanan keluar daerah.
“Kalau kemarin terjadi tingkat kesembuhan yang signifikan hingga mencapai 48 orang, hari ini terjadi tambahan signifikan dengan 24 kasus baru dan 4 meninggal dunia,” katanya.
Dengan melihat data itu, katanya, perkembangan kasus COVID-19 di daerah ini sangat fluktuatif dan dinamis. Pasalnya, penyakit COVID-19 ini merupakan penyakit baru, bahkan negara-negara maju lainnya belum punya pengalaman dalam menangani dan mengelola pandemi COVID-19.
“Dinamika terhadap data dan pola penanganan juga sangat dimanis, sehingga wajar jika saat ini ada sekitar 44 persen kasus COVID-19 yang sumber penularannya belum diketahui,” katanya.
Menurutnya, apabila sumber penularannya belum diketahui hal itu sangat berpengaruh terhadap upaya Satgas COVID-19, dalam memutus mata rantai penyebaran melalui penelusuran kontak.
“Sekitar 44 persen kasus COVID-19 yang sumber penularannya belum diketahui itu bisa jadi juga karena masih adanya pasien yang tidak jujur saat dimintakan keterangan,” ujarnya.
Terkait dengan itu Satgas COVID-19 Kota Mataram telah sepakat menambah upaya pencegahan COVID-19 melalui gerakan 3M menjadi 5M. Selain, menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, harus juga dilakukan mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan.
“Jadi upaya pencegahan dengan 3M dinilai tidak cukup, karena itu ditambah menjadi 5M. Harapan kita, masyarakat bisa kooperatif dukung pemerintah memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di daerah ini,” katanya. (Ant)