25.5 C
Mataram
Selasa, 26 November 2024
BerandaBerita UtamaLobar Masuk 10 Besar Daerah dengan Kasus DBD Tertinggi di Indonesia

Lobar Masuk 10 Besar Daerah dengan Kasus DBD Tertinggi di Indonesia

Lombok Barat (Inside Lombok) – Lombok Barat masuk dalam daftar 10 daerah kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi di Indonesia. Hal itu diungkapkan langsung oleh Bupati Lobar H. Fauzan Khalid dalam Rapim II yang digelar di Aula kantor Bupati, Kamis 4 April 2021.

Selain karena sistem sanitasi yang dinilai masih buruk, masih kelirunya pemahaman masyarakat mengenai fogging dan mengabaikan 3M juga turut menjadi hal yang memiliki pengaruh besar dalam kasus ini.

“Kita masuk 10 besar nasional kasus DBD sampai kita pernah didatangi oleh pihak dari Kementerian Kesehatan” ujarnya dalam Rapim tersebut, Kami (04/03/2021)

Tingginya kasus itu juga disinyalir karena masih banyaknya masyarakat yang masih keliru dalam memahami fogging yang dianggap sebagai upaya bebas dari nyamuk DBD. Padahal, kata dia, fogging dalam hal ini sebagai tindakan pendukung untuk dapat membunuh nyamuk dalam beberapa saat, tetapi tidak serta merta dapat membasmi jentik nyamuk.

“Fogging memang bisa membunuh nyamuk, tapi kadang kita lupa kalau fogging tidak bisa membunuh jentik-jentik nyamuk. Dan fogging itu hanya bertahan dua hari, setelah itu akan muncul lagi” bebernya.

Sehingga ia kembali mengingatkan masyarakat, terutama yang berada di wilayah dengan kasus DBD yang tetap tinggi untuk senantiasa menerapkan 3M untuk menguras, menutup bak dan genangan air yang berpotensi menjadi lokasi berkembang biaknya nyamuk dan mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk.  Karena hal itu yang dinilai paling efektif dalam mencegah penularan kasus DBD.

Kepala Dikes Lobar, Hj. Ni Made Ambaryati pun membenarkan hal itu. Ia memaparkan trend kasus DBD di Lobar selama kurun waktu tiga tahun terakhir ini. Sejak 2018 hingga 2020, kasus DBD di Lobar didominasi oleh tiga kecamatan. Yakni kecamatan Gerung, Kuripan dan Kediri.

“Dari data yang tercatat, sejak tahun 2018 itu ada peningkatan yang cukup signifikan. Yang awalnya 48 kasus, lalu 2019 meningkat menjadi 229 kasus dan 2020 tercatat ada 1.608 kasus” bebernya.

“Penyebabnya ini juga karena sistem sanitasi kita yang masih buruk” ketus Ambar.

Sehingga ia sangat mendukung arahan dan imbauan Bupati supaya setiap lingkungan yang ada di Lobar semakin menggencarkan dan menghidupkan kembali gotong royong.

Di mana data pasien DBD meninggal yang dicatat pihaknya sejak tahun 2018 hingga 2020 ada sebanyak lima kasus. Sementara untuk awal tahun 2021 ini sudah tercatat ada dua kasus pasien BDB yang meninggal dunia dan berasal dari kecamatan Gerung.

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer