Lombok Barat (Inside Lombok) – Stok pangan di Lombok Barat menjelang Ramadhan ini disebutkan masih aman oleh Dinas Ketahanan Pangan. Bahkan stok beras untuk Lobar sendiri diakuinya mengalami surplus. Lobar dalam hal ini menjadi daerah penopang juga untuk kebutuhan pangan Kota Mataram.
“Seperti beras misalnya, kita kan surplus di sini, dari 135.000 ton itu kita surplus sekitar 35.000 sampai 55.000 ton” ungkap Sekdis ketahanan pangan Lobar, Herman Sujiono, Saat ditemui di kantornya, Kamis (01/04/2021).
Sehingga untuk kebutuhan warga Lombok Barat sendiri itu disebutanya sudah terpenuhi. Termasuk juga persoalan cabe yang sempat menjadi perhatian serius lantaran harganya yang jauh meroket. Namun, kata Herman, untuk Lombok Barat, jumlah cabe justru berlebih dari rata-rata tingkat kebutuhan masyarakat.
“Untuk cabe rawit itu 53,2 ton produksi kita, sementara kebutuhan kita di Lombok Barat hanya 31,5 ton jadi kita masih ada lebih 21,70 ton” bebernya.
Terkait dengan lonjakan harga yang terjadi dan banyak dikeluhkan masyarakat, itu diakuinya terjadi lantaran pengepul di tingkat yang lebih kecil tidak berani membeli cabe. Karena sudah ada pengepul di tingkat yang lebih besar. Oleh karenanya banyak cabe yang dikeluarkan. Dan petani menjualnya dengan harga yang lebih mahal. Tetapi dengan untung yang spekulan.
“Tapi ndak ada masalah kalau petani cabe itu menjualnya mahal, tapi kebanyakan harganya spekulan. Kalau kita lihat dari harga petani, itu sekitar Rp 65 ribu sampai Rp 70 rb” terangnya.
Sementara untuk NTB sendiri, harga cabe termahal justru terjadi di Sumbawa. Di mana perkilonya mencapai Rp 200 ribu.
“Kalau dilihat secara nasional, NTB ini produksi cabe tertinggi ke-dua setelah Jawa Timur” papar dia.
Pihaknya pun gencar melakukan uji lab untuk memastikan hasil produk pertanian di Lobar menjelang Ramadhan ini tetap aman dari bahan-bahan berbahaya.
Hal senada diungkapkan oleh Kepala Disperindag Lobar, H. Sabidin bahwa bahan makanan pokok di Lobar menjelang ramdhan stoknya dinilai tersedia. Kendati ada beberapa bahan makanan pokok yang mengalami kenaikan harga. Mulai dari cabe, bawang merah, bawang putih dan tomat, itu dinilai terjadi akibat faktor cuaca.
“Dalam arti kata, melambungnya ini karena faktor cuaca. Tapi harganya itu masih terjangkau lah” ujar Sabidin.
Sehingga pihaknya rutin memantau harga di masing-masing pasar setiap harinya. Lalu dilaporkan ke provinsi mengenai perkembangan harga tersebut. Begitupun dengan ketersediaan Bahan pokok itu di pasar.